09

1.7K 78 3
                                    

Typonya cuy⚠️

____________

Pagi itu, Faro duduk di pantry dengan segelas teh hangat yang dibuatkan oleh maid-nya. Dirinya mengecek data perusahaan sembari menyeruput teh hangat sebagai sarapannya. Merasa janggal, Faro melihat arloji yang melingkar ditangannya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh, namun Galan dan Mira belum juga turun.

Faro berinisiatif untuk melihat sang empu di kamarnya. Namun, kamar Mira masih kosong. Faro berpindah ke kamar Galan, Faro meraih handle pintu kamar putranya dan ternyata benar keduanya masih lelap tertidur.

Faro mengetuk pintu itu dan berhasil membuat Mira terbangun dari tidurnya. Mira dengan nyawa yang belum terkumpul pun bangun menyapa Faro dengan sedikit menundukkan badannya.

"Pak Faro sejak kapan disitu?" tanya Mira dengan suara seraknya khas orang bangun tidur.

Faro tak menjawab, dia hanya bersedekap dada sembari melihat mira dengan tatapan yang tak bisa dimengerti. Sedangkan bocah itu masih lelap dalam tidurnya .

"Um .. maaf Pak, tapi kemarin Galan terbangun dari tidurnya dan saya___" belum sempat Mira menyelesaikan kalimatnya, lebih dulu dipotong oleh Faro.

"Cepat bangunkan Galan dan ajak dia sarapan, saya akan pergi ke kantor." Ucap Faro, Mira mengangguk paham. Sang empu meninggalkan kamar itu dan menyisahkan Mira yang masih berdiri dengan sisa rasa kantuknya.


"Galan," bisik Mira ditelinga bocah itu. Meski begitu, sang empu mulai terusik dan membuka sedikit demi sedikit matanya.

Saat membuka matanya yang pertama kali ia lihat adalah senyuman Mira, bocah itu teringat saat dini hari Mira datang untuk menemaninya tidur. Galan tersenyum manis dengan mata yang ikut tersenyum seperti bukan sabit. Melihat Galan yang menggemaskan, Mira tak tahan untuk tidak mencubit pelan pipi gembul Galan.

"Bangun yuk! sarapan dulu," ajak Mira. Galan mengangguk antusias. Sebelum turun, keduanya sama-sama melakukan aktivitas di pagi hari, yaitu menggosok gigi dan mencuci muka masing-masing. Mira dan Galan berdiri di depan kaca yang sama dan sama-sama menggosok giginya. Terlihat sangat menggemaskan.

Setelah itu keduanya turun masih dengan piyama yang belum mereka ganti, karena hari ini tidak ada jadwal untuk keluar rumah, Mira memutuskan hanya mencuci wajahnya dan menggosok gigi saja.

Para maid sudah mempersiapkan makanan untuk mereka, keduanya menyarap tanpa adanya Faro. Mira dengan telaten mengurus Galan bak mengurus anak kandungnya sendiri.

"Aku rasa, Tuan mencari pengganti yang tepat untuk mendiang istrinya. Gadis itu terlihat sangat tulus mengurus Galan," bisik beberapa maid. Sayup-sayup Mira masih mendengar obrolan mereka.

Mira berdiri dan berkata, "Dugaan kalian salah, saya hanya suster yang dikontrak untuk mengurus Galan, bukan pengganti istri Pak Faro." Jelas Mira.

Dirinya bukan tipe yang suka dengan duda, apalagi usia Mira yang menginjak dua puluh delapan tahun itu tidak mungkin bisa menerima Faro yang usianya terpaut tujuh tahun darinya. Membayangkannya saja Mira bergidik ngeri apalagi itu terjadi. Mira menggeleng kuat untuk mengusir pikiran itu.

_________________

Seharian ini, Mira menghabiskan waktu dengan Galan. Mulai dari menemani Galan bermain, membaca, jalan-jalan ditaman belakang, hingga sekarang Galan berhasil tidur sesuai jadwal yang ditentukan Faro.

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang