38

774 39 9
                                    

Typo⚠️

"Hidup cegil!"

________________

Sepulangnya dari kedai. Mira memutuskan mampir ke sebuah klub musik untuk sekedar menghibur dirinya sendiri. Jika dipikir-pikir, ia sibuk bekerja hingga lupa memanjakan dirinya.

Hari ini terlihat sepi pengunjung, hanya ada lima pasangan di sana. Juga tiga manusia yang duduk di kursi bar. Semua orang menikmati alunan musik dengan segelas bir yang mereka pesan. Karena Mira datang sendiri, ia pun memilih untuk duduk di kursi bar.


Mira memesan minum untuknya. Saat menunggu pesanannya datang, gadis itu mengalihkan perhatiannya dengan menikmati alunan musik jazz yang disajikan. Dirinya juga sesekali melihat sekeliling untuk mengusir rasa bosannya.

Sebenarnya Mira tidak suka minum-minum ataupun musik jazz namun, dia tidak memiliki hal lain untuk mengisi waktu senggangnya di rumah.

Saat melihat sekeliling, Mira mendapati seseorang yang tak asing baginya. Orang itu tengah asik meneguk segelas bir ditangan kanannya. Tak lupa dia juga bercanda dengan orang di depannya. Tentu dengan kondisi yang mabuk.

Tangan Mira mengepal, pasalnya orang yang bersama dengan gadis itu bukan lah Sena atau laki-laki waktu itu. Bisa ditebak siapa gadis yang dilihat Mira? Benar, Nara.

"Nara!" Mira menarik lengan gadis itu dan menamparnya di tempat.

PLAAK!

Beberapa orang bahkan memusatkan atensi mereka.

"Benar-benar ya lo!" Nara, gadis itu sibuk memegangi pipi kanannya yang terasa kebas akibat tamparan yang ia terima.

"Hey!"

"Diem lo!" sentak Mira pada pria yang bersama Nara saat itu.

"Ikut gue!" Mira menarik Nara keluar dari klub itu.

"Akhh!! Sakit Mir!" ungkap Nara.

"Sampai kapan lo kayak gini Nar?! Kalau lo gak suka sama Sena, putusin!" ujar Mira yang sudah kehilangan kesabarannya.

"Heh Cegil, sshhtt! Lo itu gak diajak." 

"Toh, Sena lebih percaya gue dari pada mulut lemes lo itu." Ucap Nara dengan nada remeh.

"Shit!"

PLAKK!

Lagi-lagi Mira menghadiahi gadis itu tamparan di pipi kanannya. Mira merogoh tasnya untuk mengambil handphone miliknya. Ia berniat untuk menelpon Sena, dan mengadukan semuanya. Tetapi dengan cepat, Nara langsung merampas ponsel itu dan membantingnya ke tanah.


PRAANG!!

Nara, gadis dengan setengah kesadarannya itu menarik kerah baju Mira.

"Lo bisa berhenti gak, buat ikut campur urusan Sena?" desis Nara tepat di depan wajah gadis itu.

"BISA GAK!?" sentaknya kemudian dengan tidak manusiawinya Nara mendorong Mira hingga tersungkur ketanah. Mira menyadari telapak tangannya berdarah akibat gesekan dengan tanah saat menahan tubuhnya.

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang