46

718 29 17
                                    

TYPO⚠️

____________

"Mira?" panggil seseorang dari belakang yang ternyata itu Sena. Keduanya melepas pelukan itu, kemudian menoleh kebelakang.

Tanpa berpikir panjang, Sena menghampiri Mira dan langsung menarik sang empu.

"Gue udah bilang, jangan berhubungan sama mereka!" peringat Sena yang masih bisa didengar oleh Raka.Raka mendekat dan mengulurkan tangannya.

"Gue Raka, pewaris Wijaya Company." uluran tangan itu tak disambut ramah oleh sang empu. melihat itu, Raka hanya tersenyum singkat dan kembali menurunkan tangannya.

"Lo gak usah khawatir, gue dan Mira hanya sebatas teman, gak lebih. lagi pula gue gak ada niatan untuk nyakitin dia," jelas Raka. Sena menatap Mira seolah menaanyakan apakah yang dikatakan laki-laki itu benar adanya. Mira dengan ragu mengangguk, dan itu cukup membuat Sena percaya.

"Gue Kakak nya," ungkap Sena.

"Bagus lah .. gue harap Mira gak berhubungan lagi dengan orang-orang seperti kalian," ujarnya kemudian menarik Mira masuk tanpa mengucap sepatah kata pun lagi.

Dion keluar dan mengomel melihat tingkah laku Sena yang tak tau terima kasih.

"Yeuu .. belgug banget sih tuh orang, main nyelonong aja kaya orang bener. Gue sikat juga botak pala lu nanti," ucapnya meluapkan kekesalan itu. alih-alih merespon, Raka tanpa mengucap kata apapun langsung masuk ke dalam mobil. Dion pun mengikuti sang empu.

"Ka, lo gak pa-pa dengan apa yang Mira katakan tadi?" tanya Dion.

"Gue bisa apa sih Yon? kalau emang dia suka sama Gio, apa boleh buat." jawab Raka.

"lo gak mau merjuangin dia? gue gak yakin .. lo tau sendiri kan Om Antonio gimana, yang ada Mira gak bakal di terima di keluarga Danendra." jelas Dion

"Gue tau .. gue cuman ngebiarin Mira mencoba apa yang mau dia lakukan. Gue masih disini buat mantau dia," ucap Raka. Keduanya pun melajukan mobil itu meninggalkan pelataran apartemen Mira.

__________

"Sen, lepas!" Mira memberontak.

"Kenapa sih? Gak cukup apa yang gue katakan waktu itu? Mereka gak baik Mir!"

"Tau apa lo tentang mereka? yang jalanin itu gue Sen, lo gak usah sotoy!" jawab Mira.

"kalian kenapa?" datang sang ayah yang mebuat keduanya langsung kicep.

"Ayah .. bukannya tadi Ayah udah tidur?" tanya Sena.

"Ayah dapet telepon dari Bibi kalian di desa, katanya mereka dikejar-kejar rentenir yang ingin mengambil alih lahan milik nya." jelas sang ayah

"Bibi punya hutang?" tanya Mira. Sang ayah mengangguk dan berkata,

"Bibi kalian minta bantuan, besok pagi Ayah akan pergi kesana." jelas nya.

"T-tapi kan__"

"Ayah sudah sembuh, kalian jangan khawatirkan Ayah."

"Sena ikut Ayah, Sena gak bisa biarin Ayah pergi sendiri." Ujar Shena.

" Lebih baik kalian tidur, ini sudah larut." ucap sang ayah kemudian berlalu pergi.

Mira tertegun, mengingat sang bibi adalah tipe orang yang pantang untuk menghutang. Sesulit apapun hidupnya, sang bibi akan berusaha tanpa berhutang pada siapapun.

"Aneh," cicitnya yang masih bisa didengar oleh Sena.

"Apa nya?" tanya Sena.

"Bibi." ucap Mira,

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang