Felisa Anastasya

1.8K 71 0
                                    

Pict by pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict by pinterest

Seorang gadis dengan riangnya tengah menutup toko boneka miliknya, hari ini toko bonekanya cukup ramai oleh anak-anak beserta orang tuanya dan beberapa pasangan yang membeli boneka dengan mata indah yang di pajang di tokoknya.

Mengendarai mobilnya di padatnya jalanan kota sore ini, gadis dengan mata besarnya itu tengah  bersenandung ria mengikuti alunan lagu yang terputar dari playlist ponselnya yang terhubung dengan radio tape di mobilnya. Saat mobilnya berhenti di sebuah persimpangan jalan yang terdapat lampu merah.

Sambil melihat ke sekeliling untuk memperhatikan pemandangan kota yang padat di mana banyak orang berjalan lalu lalang di sekitar trotoar depan bangunan toko-toko, restoran, hotel serta kantor yang berjejer rapi menjulang. Dihiasi lampu-lampu temaram yang memanjakan mata para pejalan kaki yang melintasi trotoar tersebut bahkan juga pengendara kendaraan di jalan raya sore ini.

Merasa bersemangat, energinya seperti terkumpul kembali setela melihat banyaknya lalu lalang di pusat kota, gadis itu dengan santainya kemudian berucap riang "Aku harus membuat boneka lagi. Sebaiknya aku segera mencari bahan pentingnya agar bisa segera membuatnya lagi" monolog sang gadis dan kembali melajukan mobilnya untuk melintasi padatnya jalanan kota ini hingga ujung jalan yang mulai sepi.

Melintasi jalanan yang sepi di dekat wilayah rumahnya di pinggiran hutan, ia tak sengaja bertemu seorang wanita yang memiliki netra amber yang indah sedang menangis dan terlihat buruk, ia merasa kasihan. Mencoba menjadi manusia yang baik ia menghampiri wanita yang tengah bersedih itu.

"Hai.... Sedang apa kau disini?" sapanya ramah.

"K-kau siapa?" tanya wanita yang tengah bersedih itu

Menjulurkan tangannya pada sang gadis "hihihi... Aku Felisa, kau?"

"Emily" menyambut tangan gadis yang memperkenalkan diri sebagai Felisa itu dengan ragu.

Segera melepakan kaitan tangan mereka. Kemudian Felisa duduk di dekat Emily di pembatas jembatan dengan santainya tanpa peduli apa yang akan di lakukan gadis di dekatnya, lalu ia bertanya "Emi, kenapa kau berdiri disana sambil menangis? Lihat matamu yang indah jadi redup, mau bercerita masalahmu di rumahku?" seakan cuek, namun ternyata ia sedang berusaha berbuat baik. Bukankah dia seperti guardian angel dalam bentuk manusia?

Mengurungkan niatnya yang sedari tadi ingin ia jalankan, akhirnya gadis itu turun dari pembatas jembatan "Kau mau mendengarku?" bukankah gadis ini begitu polos dan menyedihkan? Felisa sangat iba dengannya.

"Tentu, rumahku tak jauh dari sini, kita bisa berbagi cerita sambil minum teh" ajaknya, ia berhasil menggagalkan seorang yang ingin bunuh diri, dia baik bukan?

"Baiklah, aku ikut denganmu" gadis manis yang penurut juga polos ini menyetujui ajakan Felisa dengan mudah tanpa rasa curiga, karena melihat sang penolong yang begitu tulus. Felisa memang benar-benar baik.

psycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang