07

661 55 0
                                    

Masuk ke sebuah ruangan yang di penuhi dengan genangan darah di lantai juga di tubuh seseorang yang tengah duduk dengan keadaan menggenaskan di depan sebuah meja kerja yang masih terlihat rapi, begitu kontras dengan keadaan di depannya.

Melewati genangan darah juga pria terikat itu. "Kau bisa duduk di kursi ku ini sayang, ingat yang ku katakan tadi dan jangan menyentuh apapun, jadi boneka yang baik ok?" Peringat Justin kembali, mendudukkan boneka kesayangannya di kursi kerjanya.

"Jika aku menjadi boneka yang baik. Apa aku akan dapat hadiah?" Tanyanya pada Justin sedikit berbisik, saat ia melirik kearah teman Justin yang kini dalam keadaan yang begitu menggenaskan jika itu di lihat oleh orang biasa, apa lagi dengan darah yang ada di tubuhnya dari ujung kepala hingga kaki tak ada yang terlewat oleh bercak darah, seperti ia mandi dengan cairan itu. "Apa aku boleh mendapatkannya?" Tanya Felisa kembali sambil menunjuk kearah pemuda terikat itu dengan gerakan kepalanya dan sorot matanya yang dalam.

'apa dia akan membebaskan ku dari siksaan mengerikan Justin, thanks God kau mengirimkan guardian angel untukku' batin si pria menggenaskan itu

"Jangan nakal my doll, kau akan dapat hadiah nanti, sekarang kau duduk dengan tenang dan nikmati pertunjukan ku" ucap Justin memperingati, pria itu kini tengah berjalan mendekat menuju pada pria itu lebih tepatnya ke belakang pria tersebut.

Mengambil darah dari lantai yang merupakan darah empat wanita yang ia siramkan tadi ke tubuh teman sekolahnya ini. Agar temannya tetap sadar tentu saja. Ia tak kepikiran untuk menyiramnya dengan air karena yang ada di depannya adalah seember darah dari keempat tamu wanitanya kemarin. Kenapa menampung darah di ember? Itu adalah kebiasaan Justin, ia menyukai bau amis dari darah, ia akan merasa tenang saat dirinya mencium bau darah, itu seperti aroma terapy untuknya.

Menghirup aroma darah itu dalam-dalam "Hah.... Sungguh menenangkan sekali kan Clif bau darah ini? Apa kau juga menyukainya?" Begitu tanyanya sesaat setelah bau amis darah memenuhi indra penciumannya. Ya pria berlumuran darah itu Clif yang masih diikat dalam keadaan tak bisa bergerak di atas kursi kayu.

"Ah aku lupa tadi seperti apa suara patahan tulang, jadi Clif saatnya bekerja kembali dan setelah itu aku akan menghukum mu karena telah mengusik tidur boneka cantikku" ucapnya lagi di samping telinga Clif berjalan kedepan teman sekolahnya itu sambil menunjukkan senyum ramahnya, namun begitu menyeramkan jika itu di mata Clif.

'Krak

"Aaarrghhhhh!!!!!" Kembali Clif berteriak saat jari telunjuknya di patahkan oleh Justin. Nafasnya memburu kepalanya terasa pening akibat kesakitan yang luar biasa ia rasakan, peluh bercampur darah sudah membasahi tubuhnya sedari tadi.

'Krak

Kembali Justin mematahkan jari manis kiri Clif setelah sebelumnya ia sudah mematahkan kelima jari bagian sebelah kanan. Kemudian Justin segera menuju meja kerjanya dimana bonekanya duduk dengan tenang menikmati pertunjukan yang Justin berikan dengan mata yang berbinar, terlihat menggemaskan menurut Justin.

Mengetikkan kata demi kata dari pikiran juga apa yang ia dengar barusan ke dalam barisan paragraf yang sudah ia susun begitu rapi hasil kerjanya beberapa jam yang lalu. Memang benar yang di katakan editornya saat pertama kali bertemu dengan Justin, bahwa pria itu adalah jenius novel thriller yang di selingi dark romancenya.

"Kau penurut sekali sayang, beri aku vitamin lagi sebelum kembali bekerja dengan temanku" ucapnya begitu menyelesaikan beberapa kata terakhir sebelum kembali mengetik beberapa kata lagi sebagai penutup pekerjaannya.

psycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang