21

364 38 4
                                    

Setelah menyelesaikan sarapan mereka bertiga segera menuju lantai dua tepatnya ke ruangan kerja Justin. Tapi sebelum itu_

"Aku ke kamar dulu ya, saatnya memberi makan Yuri" pamit Felisa terlebih dulu, kemudian segera berjalan menuju kamarnya meninggalkan Justin dan Cassandra yang akan menuju ke ruang kerjanya.

"Adikmu lucu sekali, tapi kenapa dia suka berdandan aneh seperti itu?" Tanya Cassandra yang sudah mulai mengakrabkan diri.

"Tidak perlu menilai penampilan orang lain" jawab Justin sabar. 'karena yang kau nilai itu adalah hasil karyaku' Justin segera membuka pintu ruang kerjanya begitu mereka sampai di depan ruangan.

Ceklek'

Saat Casandra di persilahkan masuk, wanita itu menatap takjub pada ruangan kerja Justin, begitu luas, terdapat sofa dan sebuah brankar(?) Ada kursi kayu juga yang terdapat bercak entah apa itu Cassandra tak mempedulikannya. Disana juga terdapat meja kerja Justin dan pantry kecil juga lemari pendingin berukuran sedang.

"Silahkan duduk dulu" ucap Justin lalu segera membuatkan minuman untuk Cassandra di pantrinya. "Kau masih suka caramel capucino?" Tanya Justin saat ia sedang mencari sesuatu di lemari kabinet.

"Ya, kau masih mengingatnya?" Cassandra mengamati seluruh gerakan yang di lakukan Justin, itu sangat sexy di matanya.

"Aku selalu mengingat semuanya, bahkan orang-orang yang berhubungan denganku, ya meskipun tidak dengan baik juga, tapi setidaknya makanan atau minuman kesukaan mereka" balasnya sambil meracik minuman setelah menemukan cangkir yang ia cari.

Mengangguk sambil tersenyum, Casandra merasa istimewa ketika Justin masih mengingat apa yang ia sukai.

"Emmm...  J ini yang kau minta" suara Felisa yang tiba-tiba menerobos masuk sempat mengejutkan Cassndra lalu kemudian menetralkan kembali raut keterkejutan juga kesalnya.

"Thank you baby" kemudian mengecup bibir wanitanya. Tentu semua itu terlihat oleh pandangan mata Casandra yang tengah terkejut.

Bukankah mereka kakak beradik? Pikir wanita itu. "Tapi mengapa terlihat begitu mesra?" Gumamnya lirih tak didengar oleh kedua sejoli yang masih saling memeluk. Itu membuatnya semakin kesal.

Ia ingin mengambil hati pria tampan dan sexy itu setelah melihat perubahannya sekarang. Juga setelah menghabiskan malam panas, karena ia tak melihat pria lain di rumah ini selain Justin. Jadi tak salahkan ia berprasangka jika Justin lah yang sudah menyentuhnya semalaman. Tersenyum miring ia segera menghampiri Justin dan Felisa yang masih bermesraan.

Menggandeng lembut lengan kekar Justin sehingga membuat pelukan pria itu pada Felisa terlepas. Kemudian sambil menatap mengejek kearah Felisa, Casandra berbicara dengan suara manjanya. "Apa kau sudah selesai membuatkan minuman favoritku? Aku tak menyangka kau masih ingat, aku merasa tersanjung dan spesial" lalu kembali melirik kearah Felisa sambil memperlihatkan senyum memgejek, sedangkan yang di ganggu hanya mengerjapkan matanya polos sambil tersenyum ramah, tak ada emosi seperti yang diinginkan Casandra.

Sebenarnya Felisa tak melihat kearah Casandra justru kearah tangan wanita yang berani memegang boneka besarnya, miliknya, ya memang itu yang ada dipikiran Felisa jika Justin menganggap Felisa sebagai boneka yang bisa ia mainkan sesuka hati dan penurut maka Felisa menganggap Justin boneka besar yang menyenangkan yang bisa ia kendalikan karena Justin akan menuruti dengan hanya tatapan polos itu. Meskipun menyuruh pria itu sebagai umpan seperti sekarang ini ya meskipun cara itu kadang juga tidak berhasil tetapi Justin tetap boneka kesayangannya hanya miliknya.

psycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang