19

360 34 0
                                    

Warning: di chapter ini aku akan membuat detail penyiksaan dan pembunuhan. Jadi kalau ada yang nggak kuat karena merasa mual saat membayangkan adegan chapter ini bisa skip aja. Dimohon untuk tidak menirunya.

Selamat membaca ✌🏻









"Tolong!!!!" Suara melengking itu berasal dari ruang kerja Justin, saat ini Yuri tengah ketakutan juga kesakitan akibat matanya yang tak bisa dibuka juga rasa perih dari kelopak matanya. Setelah sadar dari pingsannya ia di buat shock dengan keadaannya yang semakin menggenaskan.

Cklek'

"Oh, kau sudah bangun?" Ucap suara berat dari arah pintu, Yuri tak bisa melihat namun ia tahu asal suara itu dari mana.

"Iih.... jahitanku jadi rusak karena kau banyak bertingkah, diamlah nanti matamu infeksi tahu." sahut suara girang seorang gadis juga dari arah yang sama.

"T-tuan Justin? T-tuan tolong lepaskan aku, ampuni aku biarkan aku pergi" ucapnya dengan sesenggukan, air matanya mengalir dari sela-sela kelopak matanya yang terpejam. "Adikku dan orang tu-tua ku membutuhkanku tuan" masih dengan sesenggukan ia mencoba menegosiasi.

Saat ia mencoba untuk menggerakkan kakinya ia kembali di buat kesakitan karena kakinya tak dapat bergerak sempurna seperti biasanya

"Hihihi..... baguskan karyaku sekarang? Bagaimana jika aku mengganti keinginanku membuat boneka menjadi ini, membuat manusia menjadi hewan? Sepertinya menyenangkan" Felisa bertepuk tangan girang saat melihat hasil karyanya. "Lagi pula aku juga tidak tahu harus menjual bonekaku dimana setelah kawan-kawanku kau bakar dulu J" kesal sekali jika ia mengingat apa yang dilakukan Justin padanya.

"Sudah ku bilang, aku menyelamatkanmu sayang, kau bisa menjualnya secara online, atau minta tolong Rubby"

"Tidak-tidak, kalau lewat online akan mudah di ketahui oleh mereka, aku masih ingin bermain petak umpet dengan mereka hihihi......" ia berjalan menuju ke arah Yuri yang masih shock dengan keadaan tubuhnya yang tak bisa ia lihat sekarang, tapi ia tahu apa yang terjadi dengan tubuhnya. "Jadi lebih baik aku bermain seperti ini dulu sebelum kembali membuat bonekaku" cetusnya.

"Baiklah, asal dia masih bermanfaat untuk pekerjaanku. Sayangnya Leon tak bisa bekerja karena kamu membuatnya menjadi ikan seperti ini."

"Ey... jangan salah coba lihat" mengangkat kaki Yuri, memperlihatkan bagian intim yang masih terlihat luka basahnya akibat pemerkosaan yang di lakukan Leon. "Lihat, Leon masih bisa bekerja kan?" ucapnya santai lalu kembali menurunkan kaki Yuri kembali.

"Tidak bisa, nanti genrenya akan berubah menjadi fantasi" keluh Justin. "Kita cari model baru lagi untuk menjadi pasangan Leon yang baru."

"Lalu dia?"

"Jadi mainanmu saja" Felisa mengangguk antusias.

"Apa aku juga boleh mengubah Leon menjadi anjing? Dia cocok sekali, nanti aku akan mencari mata anjing yang cocok"

"Setelah aku tidak memerlukannya lagi"

"Yeay.... J kau yang terbaik!!" Seru gadis dengan bando telinga dan ekor rubah itu.

Sementara Yuri hanya bisa meratapi nasibnya yang terbilang apes ini, sungguh ia menyesal menerima pekerjaan ini, harusnya ia berpikir dua kali untuk bisa menerima pekerjaan ini, bukannya menerima karena terpesona oleh ketampanan Justin juga sekaligus memanfaatkan dia agar terhindar dari pelecehan Leon yang ternyata tak bisa 8a hindari juga akhirnya, karena justru Justin dan pasangannya yang malah menuntun pria gila itu untuk menikmati tubuhnya. Ia memang bukan wanita suci sejak ia memberikannya pada sang kekasih. Ah kekasihnya? Bagaimana keadaanya saat tahu jika ia menghilang sekarang?

psycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang