17

414 42 0
                                    

Warning: di chapter ini aku akan membuat detail penyiksaan dan pembunuhan. Jadi kalau ada yang nggak kuat karena merasa mual saat membayangkan adegan chapter ini bisa skip aja. Dimohon untuk tidak menirunya.

Selamat membaca ✌🏻











"Ahhh...." Geraman panjang Justin menutup permainan mereka hari ini.

"Hah... Ha.h... kau bisa membuka ikatannya sekarang?" Ucap Felisa yang sudah lemas dalam ikatan tiang, sudah satu jam lebih Justin menghantamnya habis-habisan.

"Belum, aku belum selesai menikmatimu. Kau baru boleh lepas malam nanti" ucapnya, sambil telanjang ia berjalan kearah lemari accessories Felisa mengambil bando telinga rubah berwarna putih dengan mainan ekornya yang terdapat pita berwarna pink. "Sekarang kau pakai ini, aku ingin bermain dengan rubah cantikku sekarang, angkat bokongmu Lisa"

"Engh.... Aku sudah tidak kuat bergerak J, bantu aku" ucap gadis boneka itu dengan suara lemasnya.

"Kau membantah?" Kembali ia mencambuk bagian luka Felisa yang ia buat sebelumnya hingga darah segar kembali keluar pada luka yang belum benar-benar mengering itu. "Emh.... Darahmu selalu membuatku bergairah" segera mendekat menjilat bagian bawah dada Felisa yang mengeluarkan darah kemudian melumatnya setelahnya lumayan itu terus menjalar
ke atas sampai pucuk dada Felisa, sambil membenamkan ekor rubah itu kebagian belakang Felisa, ia terus menyerang dada Felisa bergantian membuat gadis itu mendongak menahan sensasi yang di buat prianya.

"Ahh..... J, Ter_terlalu dalam, emh...." desahnya saat Justin sudah berhasil menanamkan ekor itu di bagian belakang tubuh Felisa. Kembali menjilati tubuh Felisa yangasih terdapat tetesan darah kemudian mengangkat kaki jenjang Felisa kebahusnya membenamkan wajahnya di inti gadis boneka itu dan menikmatinya dengan rakus. "Ouh... Shit... Ahhh.... Aku benar-benar engh... Tidak bisa bergerak ahh... Samapi nanti malam, kau_kau hhh.... benar-benar ingin membuatkuh emh... lumpuh hingga malam J?" Justin tak menjawab ia sibuk dengan urusannya pada labirin hangat gadisnya.

Berjalan kebelakang Felisa begitu ia puas, memijit miliknya agar kembali menegang sambil membelai bokong Felisa yang sudah memerah karena bekas tamparan juga cambukannya dan sekali hentak tubuh mereka menyatu kembali.

"Agh...." Desah keduanya saat mereka berhasil menyatu.

Kembali menggerakkan pinggulnya dengan dari belakang Felisa dengan ritme teratur sambil membelai ekor yang terpasang cantik pada bagian tubuh belakang Felisa.

"Ahh... Ahhh... Kau selalu nikmat sayang" ucapnya di sela desahannya dan Felisa yang saling bersahutan.

*******

Malam yang di nantikan Felisa tiba juga, ia segera mengambil peralatannya, menatanya dengan rapi di meja Justin. Setelah berendam air hangat cukup lama, ia akhirnya bisa menggerakkan tubuhnya dengan normal kembali.

"Oh iya, bagaimana aku menjual bonekaku sekarang?" Sambil berpangku tangan ia terus berpikir hingga suara pintu terbuka memperlihatkan presensi Justin yang tengah menyeret Yuri.

Ia tak ingin disuruh Felisa untuk mandi lagi malam ini, setelah ia baru selesai mandi bersama gadis bonekanya itu. Jadi lebih baik ia menyeret tubuh Yuri yang lemas itu ke ruang kerjanya dengan borgol yang tersambung dengan tali seadanya yang begitu panjang.

"Huh..... Kurasa tubuh wanita itu lebih berat dari pada Leon" gerutunya, ia segera membuka koas hitam polosnya menampakkan tattoo menjalar di lengannya juga nama Felisa dibagian dada bidangnya hasil perbuatan gadisnya tentu, bukan tattoo tapi benang yang tersusun rapi membentuk nama Felisa. "Ayo sayang, waktumu bekerja sekarang, beri aku adegan yang dramatis malam ini." Seru Justin yang langsung diangguki oleh gadis bonekanya.

psycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang