23

375 32 8
                                    

⚠️Warning⚠️
di chapter ini aku akan membuat detail penyiksaan dan pembunuhan. Jadi kalau ada yang nggak kuat karena merasa mual saat membayangkan adegan chapter ini bisa skip aja. Juga adegan mengandung seksual🔞. Dimohon untuk tidak menirunya dan jadi pembaca yang bijak.

Selamat membaca ✌🏻





"Du... Du...Du..." pagi ini Felisa terlihat bahagia, ia sedang memasak makanan spesial sup daging, steak daging, sandwich daging pagi ini semua menu penuh dengan daging. Menuangkan susu di gelas tinggi kemudian menaruhnya kedalam nampan berwarna silver. Hari ini ia yang akan memberikan makanan untuk Casandra karena Justin sedang keluar untuk bertemu editornya. Pria itu hanya akan mengobrol ringan mengenai calon novel barunya yang belum selesai.

Ceklek'

"Selamat pagi kakak ipar hihihi...." sapanya pagi ini atau sebuah sindiran(?) pada seorang wanita yang masih terbaring lemas mungkin efek suntikan heroin yang ditambah oleh Felisa sesuka hati saat bermain dengan Casandra kemarin.

"Eugh.... emmph" rasa mual sepertinya kembali di rasakan Casandra pagi ini. Efek narkotika itu sungguh membuatnya tersiksa, apalagi wanita di depannya ini begitu gila memberikan banyak suntikan saat ia benar-benar lemas setelah di perkosa oleh pria gila yang tak ia kenal. Rasanya ia mungkin juga akan gila dalam waktu dekat ini.

"Iyuh.... kau muntah? Bersihkan muntahanmu sendiri, sampai bersih. Aku tidak mau melakukannya itu menjijikkan" ekspresi Felisa di buat merasa jijik saat melihat muntahan Casandra. Sebenarnya ia juga tak akan jijik hanya sekedar kotoran muntahan, sebab ia sudah pernah merasakan sesuatu yang lebih menjijikkan hanya sekedar muntahan saat ibunya menyiksanya dulu. Kalian pasti tak ingin Felisa membicarakannya kan? Jangan penasaran atau kalian akan mual sendiri.

Berjalan kearah meja yang terdapat dua buah kursi kayu saling berhadapan dengan terhalang meja, sengaja di pinta Felisa agar Casandra tak terlalu susah-susah untuk keluar apalagi keadaan Casandra yang susah bergerak seperti saat ini, ia tahu rasanya bagaimana nafsu monster jika sudah mencapai ubun-ubun, di tambah pergelangan kakinya yang di remukkan oleh Felisa dengan palu, ia menghantamnya benar-benar keras seperti orang kesetanan belum lagi ia menusuk kaki kanan Casandra dengan sisir besi dengan bentuk berbaris. Tapi setelah itu Felisa mengobatinya dengan benar, dia baik bukan?.

"Ini makanan untukmu, habiskan sekarang sebelum kau membersihkan muntahanmu, akan aku tunggu Sampai kau habiskan, agar aku tak kembali kesini lagi." Titahnya dengan menatap Casandra sambil tersenyum, yang Casandra berani bersumpah itu sangat mengerikan jika tahu topeng yang di gunakan Felisa.

Ia mendekati Casandra sambil membawa sapu tangannya, membersihkan bekasan muntahan yang masih tertinggal di mulut wanita itu dengan telaten. "Aku bantu!" Kemudian ia memapah Casandra menuju kursi untuk wanita itu makan. Hampir saja Casandra terbuai dengan kebaikannya ini jika ia tak ingat segila apa gadis ?

Sesampainya di meja tempat ia menaruh makanan Felisa mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Ia sengaja mengikat benda itu disana. Sebuah boneka porselen dengan mata biru dan rambut merah. Felisa sendiri yang mengganti warna rambut itu dari warna rambut aslinya. Mengeluarkan sisir besi dari saku, sisir yang sama ia gunakan untuk membuat lubang berjejer pada kaki kanan Casandra.

Melirik benda yang menjadi traumanya berada di depan matanya lagi, wajah Casandra kembali memucat, keringat dingin keluar membasahi tubuhnya, bibirnya terasa kering bahkan untuk menelan salivannya.

"Kau kenapa? Makanlah dengan lahap, aku akan menemanimu." Ucap Felisa saat melihat Casandra menunduk dengan tubuh gemetar. Ada senyum iblis yang tercetak sempurna saat dari Felisa saat melihat mainannya ketakutan.

psycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang