Malam ini Justin pulang dengan membawa seorang wanita dengan penampilan sexy yang terlihat mabuk berat, dengan bantuan Bob (Leon) yang sedang menggendong wanita asing itu ala koala. Lily yang baru saja selesai bermain di ruangan kerja Justin menatap aneh dengan keberadaan wanita asing itu, apalagi Bob yang begitu brutal menikmati leher wanita sexy itu tanpa tahu tempat.
"Siapa wanita itu? Calon modelmu?" Gumaman dan anggukan Justin menjadi jawaban. Pria itu kemudian menitah Bob untuk membawa wanita itu ke sebuah kamar yang dulu menjadi kamar Yuri, kamar berada di lantai satu karena sudah beberapa hari ini Yuri menempati aquarium besar yang terpajang di kamar kedua sejoli gila ini. Itu adalah permintaan wanita boneka Justin.
"Apa kau sudah memberi makan peliharaan barumu?" Tanya Justin sambil mengajak Felisa kearah atas menuju kamar mereka, mengacuhkan suara geraman Bob setelah masuk kamar itu, kamar itu dan ruangan pribadi Bob adalah teritorial Bob. Dan Justin tak peduli apa yang ia lakukan di teritorinya selama ia tidak dalam pekerjaannya.
"Sudah, tapi ia hanya menangis tidak ingin menyentuh makanan yang kuberikan" balas Polos Felisa.
"Memang apa yang kau berikan padanya, Lisa?"
"Sepiring rumput segar dan beberapa ikan segar" dan jawaban itu sukses membuat Justin menepuk jidat sexynya.
"Kau tidak memasaknya dulu?"
"Ey... aku sudah merubah Yuri seperti itu, jadi ia harus melakukan sesuai perannya untukku"
"Huh bahkan Bob masih memiliki makanan yang layak meskipun aku mencampurnya dengan makanan anjing" gumam pria itu, lali segera menarik Felisa kepelukannya. "Kenapa tak memakai telinga kucingmu?" Tanya Justin ketika menyadari ada yang kurang dari penampilan Felisa.
"Hihihi.... aku lupa, tadi aku mencopotnya saat membersihkan wajahku yang terciprat darah Yuri lagi saat membuat tangan selaput, kau mau melihat karyaku?"
"Tidak, aku ingin menghukum mu lebih dulu karena lupa, kita tidur di ruang hukuman malam ini" di balas anggukan antusias oleh Felisa, hukuman yang di maksud adalah kembali membuat luka di tubuhnya, sepertinya ia sudah terkontaminasi oleh pemikiran Justin jika luka dari tubuhnya adalah sebuah kesenangan untuknya. Gila!
******
Paginya wanita yang semalam di bawa Justin sudah tersadar dari tidur rasa mabuknya, rasa pengar membuatnya mual kemudian ia menyibak selimut yang menutupi tubuh telanjangnya, melihat tubuh polosnya juga lelehan sperma dari kewanitaannya membuatnya tersenyum, tak ada pria kesayangannya di sampingnya, mungkin ia sudah keluar lebih dulu, lalu segera berlalri ke kamar mandi saat rasa mual mendatanginya lagi.
"Selamat pagi, makanlah sarapanmu" membuat wanita yang baru menyelesaikan urusannya di kamar mandi itu tersenyum.
"Terimakasih" balasnya, ia segera mendekat ke tempat pria yang ia sukai dan sayangi ini.
Hah.... ia jadi menyesal kenapa dulu menolak mentah-mentah pria di hadapannya dulu bahkan mempermalukannya di hadapan umum saat ia menolak pernyataan pria tampan itu, kalau tahu jika ia akan tumbuh setampan dan sesukses ini ia akan menerimanya dulu tanpa memperdulikan jika pria itu dulu seorang yang polos dan kutu buku.
"Justin, maafkan sikapku yang dulu, beri aku kesempatan lagi aku tulus kepadamu sekarang" tak ada jawaban dari pria itu, hanya senyuman yang selalu ia ingat saat masa hight school dulu. Senyum manis meskipun ia selalu di bully dan di manfaatkan oleh teman-teman di sekitarnya.
"Setelah sarapan kau bisa datang ke ruang kerjaku di lantai dua sana, pintu ber cat putih, kau bisa membantuku setelah sarapan Cassandra." Hanya itu balasan Justin sebelum ia berlalu pergi keluar dari kamar yang di tempati wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
psycouple
Random[M]Bagaimana jika dua Psycophat gila menjadi sepasang kekasih? "aku suka matamu, boleh kupindahkan ke bonekaku hihihi..." "Aku ingin ending cerita yang dramatis untuk novelku, bagaimana jika kau yang menjadi contohnya?" mengandung unsur 🔞, kata kas...