Jingga mentari yang tenggelam menghiasi langit seolah memanggil sang rembulan untuk menggantikan tempatnya. Seorang pria yang baru menyelesaikan mandinya kini tengah berkutat di dapur rumahnya. Dia Justin, kini tengah memasakkan makanan untuk Felisa dan dirinya. Sedangkan wanita itu masih bergelung di bawah selimut karena kelelahan setelah aktivitas panasnya dengan sang pria itu.
Membuka lemari pendingin menemukan beberapa sayuran, sepertinya ia harus berbelanja besok. Membuka freezer ia mendapati banyaknya daging beku yang terlihat segar sudah terbagi-terbagi dan tersusun rapi, bahkan ada yang sudah di olah menjadi daging cincang juga. Kapan ia membeli daging? Pikirnya.
Tak ingin memikirkan lebih dalam, ia segera meraih sapah satu daging itu tanpa rasa curiga, ia akan mengolah untuk makan malam.
"Itu makanan Casandra dan Bob, jangan dimakan." Cegah seseorang yang tak terdengar langkahnya sama sekali di pendengaran Justin.
"Oh... Baby kau sudah bangun? Apa masih sakit sayang?" Mengecup rambut yang masih lembab, mungkin wanita di hadapannya baru selesai mandi dan ia belum mengeringkan rambutnya dengan benar, itu tugas Justin soalnya.
"Ya, aku baik, tapi bisa kau bantu mengganti perban ku? Aku tak bisa mengganti bagian belakang, hihihi..." Wanita yang masih mengenakan bathdrop itu, tengah duduk manis pada kursi ruang makan dan Justin tadi menghampirinya.
Memeluk wanitanya, kemudian mengangguk dengan senyuman. Sepertinya acara memasaknya ia tunda dulu, ia harus mendandani bonekanya sekarang.
Menggendong tubuh yang lebih kecil darinya itu ala koala berjalan menuju kamar mereka.
*****
Sedangkan Casandra malah baru saja tersadar setelah dari pagi pingsan, masih tetap di tempat yang sama, tidak ada yang datang ke kamar yang ia tempati hanya sekedar melihatnya.
Ia meringis ketika merasakan pusing di kepalanya juga lehernya, tubuhnya juga terasa pegal karena seharian terbaring di lantai dengan bulatan baju penuh dengan muntahannya yang sudah mengering, itu berasal dari piring bekas makannya yang jatuh menimpanya saat ia pingsan.
"Sshhh ahhh" ringisnya saat ia akan mencoba untuk berdiri namun gagal alhasil ia duduk kembali sambil memijit kepalanya yang semakin berdenyut.
"Sialan sekali gadis itu mempermainkan ku" lirihnya kembali, meraih kursi di dekatnya untuk membantunya berdiri, berjalan tertatih menuju kamar mandi yang memang tersedia di kamar itu, sebelum nanti ia harus membersihkan muntahannya sendiri. Ia harus kabur dari tempat ini saat ada kesempatan.
"Aku bisa gila jika terus terkurung disini, aku harus kabur dan melaporkan ini semua pada polisi sebelum terlambat." Ucapnya tanpa tahu jika ada seseorang yang mendengarnya dari balik pintu kamar mandi.
Untung pintunya tak terkunci, seseorang yang sedari tadi tak di sadari Casandra bersembunyi di bawah ranjangnya saat mengetahui wanita itu terbangun. Instingnya yang meminta itu.
Merengkuh tubuh telanjang Casandra yang masih berada di guyuran shower membuat wanita itu memekik terkejut. Siapa sekarang yang lancang masuk ke kamar mandinya ketika ia sedang mandi, menengok ke pemilik lengan kekar yang diam saja tanpa bersuara, betapa terkejutnya ia karena yang memeluknya adalah orang asing yang memperkosanya kemarin.
Double sial sekali dirinya, pria itu tersenyum kemudian menundukkan kepalanya untuk memangsa leher Casandra, menggesekkan kejantanannya yang masih setengah berdiri itu ke bokong wanita di pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
psycouple
Sonstiges[M]Bagaimana jika dua Psycophat gila menjadi sepasang kekasih? "aku suka matamu, boleh kupindahkan ke bonekaku hihihi..." "Aku ingin ending cerita yang dramatis untuk novelku, bagaimana jika kau yang menjadi contohnya?" mengandung unsur 🔞, kata kas...