Warning: di chapter ini aku akan membuat detail penyiksaan dan pembunuhan. Jadi kalau ada yang nggak kuat karena merasa mual saat membayangkan adegan chapter ini bisa skip aja. Dimohon untuk tidak menirunya.
Selamat membaca ✌🏻
Mengetikkan kata demi kata dengan santai sambil menunggu model satunya membuka mata. Justin masih mencegah Felisa keluar dari bawah meja kerjanya, membuat bibir gadis itu mengerucut lucu dan terlihat menggemaskan. Bukannya tak ingin boneka cantiknya ikut bermain kali ini, tapi ia hanya tak ingin adegannya berantakan jika Felisa yang menjadi mangsa Leon, jika nanti Justin membuka simpulan tali yang mengikat pria itu.
"Ugh...." Lenguhan kembali terdengar oleh telinga Justin dan tentu saja Felisa yang ada di bawah.
"Sshhh.... Panas" sedangkan suara lenguhan pria mulai menyaut kala obat yang sudah di campur pada minuman yang diberikan Justin mulai bekerja.
"Gadis itu bangun, ayo bermain J hihihihi....." Seru Felisa dibawah dengan berbisik, ia di larang bicara keras oleh Justin karena tak ingin gadis itu ketahuan berada di bawah sana untuk bersembunyi meskipun tak yakin jika Leon tak tahu, apa lagi suara geraman dan obrolan Justin tadi.
"Sssttt... Jangan keluar dulu sebelum aku izinkan, aku akan memberikan minuman ini dulu pada model ku" kembali berjalan menuju kearah brankar. Justin, pria itu membuka penutup botol dan segera membantu Yuri yang sudah tersadar nampak ia begitu shock dengan apa yang terjadi padanya.
"J k-kenapa aku diikat?" Begitu mata gadis bernama Yuri itu sudah bisa melihat dengan jelas, ia menengok ke arah Justin yang memang sudah berdiri di dekatnya dengan botol air di tangannya. Meninggikan bagian kepala brankar agar memudahkan Yuri untuk minum setelah itu baru ia menjawab
"Ini salah satu adegan yang harus ada dalam novelku" balasnya singkat lalu segera berlalu setelah memastikan Yuri meminum habis minuman yang baru itu. Berjalan ke arah pria yang masih duduk gelisah dalam ikatannya. "Sekarang saatnya bekerja" memutar kursi yang di duduki Leon dengan sekuat tenaga "lihat dia, itu mangsamu, lakukan semaumu sampai rasa panas ini menghilang" bisiknya kemudian membuka simpul ikatan yang membelit tubuh Leon.
Leon yang memang sedari tadi sudah terpengaruh obat yang diberikan Justin begitu lapar menatap tubuh molek Yuri yang terikat dalam posisi setengah duduk di brankar itu. Berjalan cepat kearah wanita itu agar ia bisa segera menuntaskan hasratnya.
Srek'
"Aaarghhh!!!!"
Terdengar robekan kain dari arah mereka berdua, di tambah jeritan ketakutan dari mulut Yuri. Felisa yang masih di bawah meja akhirnya keluar mengintip karena merasa penasaran.
Melihat Justin berjalan dengan santai menuju meja kerjanya lagi, Felisa segera mengeluarkan kepalanya agar bisa melihat tontonan menggairahkan di depan matanya. "Apa monsternya seperti itu dalam adegan di novelmu? Dia akan mencabik atau menggenjot seperti itu jadinya?" Tanyanya begitu Justin sudah duduk di kursinya.
"Ya, makanya aku melarang mu keluar dulu untuk bermain dengan mereka, biarkan mereka versenang-senang dulu. Aku juga harus mengamati pergerakan mereka sambil menuliskan adegannya" memabalas panjang lebar pertanyaan Felisa. "Kau mengerti sayang?" Lanjutnya dan segera di angguki oleh gadis boneka itu.
"Tapi aku masih boleh melihatnya kan? Aku penasaran seperti apa monster menggigit leher mangsanya?" Dengan mata yang melebar terlihat menggemaskan dengan wajah memeohon melihat kearah Justin.
"Baiklah selama di dekatku dan jangan membuat suara" kemudian Justin kembali melakukan pekerjaannya dengan Felisa yang duduk diam di pangkuannya sambil melihat adegan jengerikan di depannya yang membuatnya senang dan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
psycouple
Sonstiges[M]Bagaimana jika dua Psycophat gila menjadi sepasang kekasih? "aku suka matamu, boleh kupindahkan ke bonekaku hihihi..." "Aku ingin ending cerita yang dramatis untuk novelku, bagaimana jika kau yang menjadi contohnya?" mengandung unsur 🔞, kata kas...