26

334 26 1
                                    

Warning⚠️
di chapter ini akan ada detail penyiksaan dan pembunuhan. Jadi kalau ada yang nggak kuat karena merasa mual saat membayangkan adegan chapter ini bisa skip aja. Juga adegan mengandung adegan seksual🔞. Dimohon untuk tidak menirunya dan jadi pembaca yang bijak.

Selamat membaca ✌🏻





Setelah selesai menata semua alat panggangan dan membersihkannya tadi, para pria segera menata makanan yang sudah di beli oleh Theodore di perjalanan menuju kesini. Para wanita tidak di perbolehkan melakukan apapun mengingat tak ada yang bisa diandalkan mungkin hanya Felisa. Dan Justin tentu tak akan mau jika bonekanya saja yang mengerjakan semuanya. Jadi para pria berinisiatif yang melakukannya.

"Ini bumbunya sudah ku racik sekalian dan ini bubuk pedasnya." Ucap Felisa ia baru datang dari dalam rumah diikuti Ninie dan Rais yang mengekor sedari tadi. Untunglah dua wanita yang berperilaku seperti anak kecil itu tidak membuat masalah di dapur saat Felisa sedang meracik bumbu barbeque.

Meraih mangkuk saos yang di berikan Felisa, Justin kemudian berjalan menuju pemanggang yang tak jauh darinya. Theodore sedang memanaskannya sekarang. Membuat api dengan briket sebagai bahan bakarnya. Sedangkan James tengah menyusun daging yang akan di buat satay juga sosis dan udang yang memang sengaja disiapkan juga untuk para anak kecil, bukan wanita yang berperan menjadi anak kecil itu dan juga menata beberapa botol minuman beralkohol juga dan juga jus. Sosis dan udang adalah pilihan Ninie dan Rosie saat belanja tadi, membuat Theodore mengumpat sepanjang berbelanja hingga kasir.

Justin kemudian berjalan lagi masuk kedalam rumah, tapi sebelum itu meminta Felisa untuk mengikutinya. Mereka akan mengambil daging untuk kedua orang yang akan menjadi bintang utamanya malam ini.

"Ambil daging paha dan betis yang di wadah besar itu J juga bagian pantat Yuri hihihi..." Ucapnya riang. "Mereka pasti akan puas. besok akan ku buatkan sup jari tangan dan kaki untuk mereka dan rebusan hati hehehe..." Ujar Felisa kembali setelah sampai di dapur.

"Iya sayang, aku akan memanggil Bob setelah ini agar ia mengajak Casandra sekalian, kau ke taman belakang lebih dulu. Oh minta Theodore dan James mengambil kurungan yang sudah ku rakit di belakang gudang."  Pinta Justin yang segera mendapat anggukan dari Felisa.

Mengecup bibir Felisa tiba-tiba karena merasa tertarik dengan bentuk bibir mengkilap itu, ia menambahkan lipglos tadi pada bibir itu. Ternyata manis, kemudian menjilatnya lagi karena ingin merasakan bibir yang terpoles lipglos itu, ternyata ada bau stroberi saat ia merasakannya dengan lidah, enak sekali.

Kembali mengecupnya cukup lama, kemudian merengkuh tengkuk dan pinggang boneka cantiknya, membuat mereka semakin merapat. Tak puas hanya menjilatnya pria itu kemudian melumat bibir yang sangat menjadi candunya, melesakkan lidahnya ke dalam mulut sang wanita. Sial, ia terangsang lagi sekarang.

"Emmh... J berhenti." Lirih Felisa disela ciuman mereka dengan kata yang tak begitu jelas karena lidahnya yang dimainkan oleh Justin di mulut wanitanya.

Menepuk dada Justin untuk menyadarkan pria yang mulai kesetanan karena gairahnya itu. "Hah... Hah.... Kau mau memakan bibirku ya? Hah...hah..." Ucap gadis itu sambil terengah-engah.

"I want you now" bisiknya serak menggigit cuping telinga wanitanya kemudian menjilatnya sensual.

Pria ini terangsang lagi? Pikir Felisa, brengsek.

"Kita bermain sebentar disini. Aku akan cepat." Segera membalikkan tubuh Felisa membuat wanita itu menungging dengan berpegangan pada meja kabinet dapur.

Memberi sedikit rangsangan pada inti Felisa sebelum memasukkan kejantanannya yang sudah menegang hanya karena berciuman dengan wanitanya ini. Jika tidak larena waktu dan ada orang ia akan menikmati vagina itu dengan mulutnya hingga ia puas.

psycoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang