"Eugh.....engh....." Setelah beberapa jam akhirnya Yuri kembali tersadar, dengan bantuan pistol air mainan yang di pakai Felisa tentunya. Entah dari mana wanita itu menemukan benda seperti itu di rumah Justin.
"Kau sudah bangun? Kau tidak apa-apa?" Membelai lembut pipi Yuri yang masih terlihat pucat.
"Darah, luka, kau-kau tidak apa-apa? Apa tuan J menyakitimu?" Menggulirkan netranya kepenjuru arah, ini dimana dia sekarang?
"Luka? Kau bermimpi buruk ya? Kau pingsan setelah sarapan sepertinya kau elergi sesuatu"
"Apa? Jadi semuanya mimpi? Pelecehan yang di lakukan orang itu? Kau dan tuan J melihatnya dengan gembira? Semuanya hanya mimpi burukku?"
"Eummmm coba lihat saja sendiri hihihihi....." Memandang Yuri dengan sorot mata yang berbeda "karena kau sudah bangun saatnya aku yang bermain denganmu" dengan senyum menyeramkan yang diperlihatkan pada Yuri, Felisa mengambil sebuah tang yang ia gunakan untuk merakit bonekanya.
Mendekat kearah Yuri yang tangannya juga kakinya ternyata terborgol pada pembatas ranjang. "Jangan berteriak, atau J akan datang, sssstttt....." Tekannya dengan wajah innocent yang ia perlihatkan.
"K-kau mau apa nona?"
"Felisa, panggil aku Felisa kau__"
"Jangan menakutinya sayang, kau ini bisa membuatnya menjadi gila nanti" Justin datang dengan membawa nampan berisi makanan untuk Yuri tentunya. "Minta maaf padanya" sambil mengusak rambut Felisa gemas dan mencuri kecupan di pipi gadis bonekanya.
"CKk.... Kau ini, gagal semua aktingku. Maafkan aku, aku hanya sedang berlatih akting saja tadi hehehe...." Sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal "aku tidak di perbolehkan J untuk bicara dengan pria semalam, jadi aku mencoba denganmu setelah kau sadar" akunya dengan wajah polos yang menggemaskan itu.
Mengangguk percaya, "tapi kenapa kalian mengikatku seperti ini?" Ucap Yuri ketika ia menyadari lagi jika sedari tadi tubuhnya terikat borgol dengan kuat.
"Ah itu.... Karena aku tidak ingin terjadi yang kedua kalinya, modelku sebelumnya berpura-pura pingsan lalu aku memindahkannya seperti ini, lalu dia kabur diam-diam saat malam hari membawa uang yang ku berikan padanya juga mencuri uangku, saat pagi hari aku baru mengetahuinya" terang Justin kemudian melepaskan borgolnya dari tangan dan kaki Yuri. "Benarkan sayang?" Di balas anggukan patuh Felisa.
"Terimakasih dan maaf sudah mencurigai kalian karena akting pacarmu" ucap Yuri.
"Sepertinya model kali ini akan bertahan lama" bisik Felisa pada Justin yang dibalas senyuman dan usapan lembut di kepalanya.
"Kalau begitu makanlah dan minum obat alergi ini, setelah pulih kita akan bekerja waktu ku tak banyak lagi" memberikan kedipan mata untuk mengode Felisa agar mengikutinya keluar kamar Yuri.
"Kami pergi dulu ya Yuri, habiskan makananmu jangan ada sisa dan jangan lupa meminum obatmu" pamit Felisa lalu kemudian keluar kamar, tanpa sepengetahuan Yuri, Justin mengunci kamar tersebut dengan hati-hati. "Apa efek obatnya bertahan lama seperti yang kau suntikkan pada Clif?"
"Eummm.... Sebentar lagi kau bisa bermain dengannya tapi jangan membuatnya mati dulu, aku masih membutuhkannya untuk novelku" menyeret Felisa kearah kamar mereka. "Tapi sebelum bersenang-senang dengan Yuri, kau bersenang-senang dulu denganku" bisiknya sensual lalu segera membuka seluruh pakaian Felisa dan pakaiannya, menyeret Felisa pada tiang gantungan yang memang sudah ia buat di kamarnya.
Mengikat tangan Felisa disana, kemudian mengepang rambut Felisa dengan rapi. "Kita lakukan dengan berdiri sepertinya menyenangkan, kali ini aku ingin menyambukmu" mengambil sesuatu di dalam lemarinya yang akan membuat fantasi yang menyenangkan dengan bonekanya. "Telan obatmu dulu" memasukkan kemulutnya kemudian melumat bibir Felisa kemudian meminum air dan kembali memasukkannya ke mulut Felisa melalui ciuman.
*********
Di tempat lain, tepatnya di kantor milik Theodore tengah ada pertemuan dengan seorang client untuk membicarakan kerja sama. Sebuah agensi model ternama tengah membuat kesepakatan dehgan perusahan fashion Theo untuk menjadi brand ambassador untuk tas dan sepati kulit model terbaru yang ia keluarkan bulan ini.
"Namun jika modelmu tak bisa bekerja sama dengan baik sekali lagi seperti sebelumnya kau tahu apa akibatnya bukan?" Tekan Theo pada manager salah satu model. Sebelumnya ia sudah pernah bekerja sama dengan agensi tersebut, jika bukan karena milik sahabat Jane, ia pasti sudah mengambil alih dan mengeksploitasi agensi besar model itu.
"S-saya mengerti tuan Theo" dengan wajah dinginnya kemudian ia segera keluar meninggalkan ruang rapat itu yang masih berisi manager juga staff dari agensi tersebut. "Huft.... Dia benar-benar menakutkan." Menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dengan lega begitu Theo menghilang dibalik pintu.
Sedangkan di rumah sakit, pasien gadis yang menjadi kelinci percobaan James kembali menurun setelah semalam disuntikan racun lain oleh James. Membuat gadis itu kembali gagal untuk melakukan operasi, ia akhirnya memberikan organ itu pada keluarga lain yang lebih membutuhkan dengan iming-iming James, jika keluarga dari oknum pemerintah itu bisa mendapat nama jika memberikan secara cuma-cuma pasti ia akan dipilih lagi sebagai pegawai pemerintahan atau setidaknya naik pangkat.
"Bagaimana? Apa kau sudah lebih baik sekarang?" Tanyanya pada pasien kecil yang ia tolong dengan nama orang lain itu. Pasien itu baru saja siuman setelah operasi cangkok hatinya berhasil.
Mengangguk sambil tersenyum, bocah itu kemudian berkata "aku merasa lebih baik dok, terimakasih dokter James"
Ya yang membedakannya dengan Theodore dia masih memiliki nurani untuk orang yang kekurangan dengan cara seperti ini, meskipun harus merugikan yang lebih kaya tentunya. Ia rasa itu bayaran yang setimpal. Apalagi jika harta mereka adalah hasil korupsi.
Ia juga anak yang hidup serba kekurangan dan selalu di remehkan oleh orang-orang kaya seperti mereka. Kakaknya dulu meregang nyawa karena penyakitnya sebab jantung yang harusnya diberikan pada kakaknya di ambil oleh keluarga kaya untuk keluarga mereka, hanya karena uang yang ia kumpulkan belum juga memenuhi syarat rumah sakit. Itu sebabnya ia membalas dendamnya dengan cara seperti ini. Mematikan rasa ibanya pada pasien kelas atas untuk membantu para kelas bawah dan rakyat jelata yang lebih membutuhkan.
Untung ayah angkatnya segera menemukannya saat ia check up di rumah sakit kala itu dan merawatnya mendidiknya diatas dendamnya kala itu dan berhasil membentuk anak kecil polos dan baik hati, menjadi monster dingintak berperasaan pada para warga kelas atas, bisa dibilang ayah Theodore dan James berhasil membuat malaikat maut untuk dunia yang mereka pilih.
"Semoga kau terus sehat, agar kau bisa melindungi orang tuamu kelak. Jadilah orang yang sukses dan baik, karena aku selalu mengawasi mu" nasihatnya pada pasien itu. Itu juga kebiasaan James, ia akan selalu memantau perkembangan kehidupan orang-orang yang ia bantu, jika bantuannya di salah gunakan maka ia juga akan mengambilnya lagi.
Memang kejam, tapi ia tak ingin membuat dirinya rugi di masa depan.
"Aku harus ketempat Theodore sekarang, aku harus mencari organ dalam lagi" ucapnya begitu keluar dari bangsal milik pasien kecilnya. "Bukankah kedamaian akan datang jika aku terus begini? Aku seperti superhero sekarang" lanjutnya dengan riang kemudian berlalu untuk mengecek pasiennya yang lain.
Yeay.... Nggak ada maual-mualan hari ini ternyata 🤪✌🏻
Belum selesai, tunggu aja
Muehehehehe.....
KAMU SEDANG MEMBACA
psycouple
Random[M]Bagaimana jika dua Psycophat gila menjadi sepasang kekasih? "aku suka matamu, boleh kupindahkan ke bonekaku hihihi..." "Aku ingin ending cerita yang dramatis untuk novelku, bagaimana jika kau yang menjadi contohnya?" mengandung unsur 🔞, kata kas...