Bab 9 Hurry Up

28 1 0
                                    

Hanna mendadak tersinggung dan langsung menatap tajam ke Edgar.

"Maaf, kenapa kamu membawa aku ke sini kalau aku lusuh?" tanya Hanna ketus.

"Hanna, kamu kenapa ketus begitu sama kekasih kamu?" tanya Edgar.

"Ya aku ketus karena kamu bilang penampilan aku lusuh. Ya memang aku berbeda sama kamu, kamu terlihat seperti pria mapan. Sekarang aku mau pulang saja. Ambil pakaian ini, aku bisa beli kok," jawab Hanna.

Hanna bangun dari ranjang lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Hanna, apa-apaan ini?" tanya Edgar.

Edgar menarik tangan Hanna hingga tubuh mereka saling bertabrakan.

"Sudahlah, aku mau pulang dan aku juga sudah tidak bisa masuk kerja. Aku bisa diomelin sama orang tua aku," kata Hanna.

"Kamu diomelin juga karena ulah kamu sendiri, Sayang," balas Edgar berusaha menahan emosinya saat ini.

"Edgar lepas, aku mau pulang," pinta Hanna.

"Aku antar. Kamu tidak bisa pulang sendiri," balas Edgar.

"Aku bahkan bisa memanggil taksi sendiri, kenapa aku tidak bisa pulang tanpa kamu?" tanya Hanna.

Tring

Ponsel Hanna berdering membuat pertengkaran mereka berhenti sejenak.

"Ponsel kamu berbunyi," tutur Edgar.

"Iya, dari mamaku," balas Hanna.

Hanna mengangkat telepon itu dan menjelaskan ke mamanya apa yang terjadi dengan dia dan di mana dia sekarang. Setelah selesai menelepon, dia menatap ke arah Edgar.

"Sayang, ada apa?" tanya Edgar.

"Bisakah aku berkenalan dengan orang tua kamu atau kamu kenalan dengan orang tuaku kalau kamu benaran cinta sama aku?" tanya Hanna menatap manik mata Edgar.

"Hanna, orang tuaku tidak tinggal di sini. Aku mau bertemu orang tua kamu saat kamu sudah mengenali keluargaku dulu," jawab Edgar.

"Terserah kamu. " Hanna melepaskan genggaman tangan Edgar di tangannya.

"Aku antar kamu pulang," tawar Edgar.

Edgar mengambil kantong belanja berisi baju milik Hanna lalu berjalan mengikuti Hanna sambil menatap perempuan itu.

"Kenapa Hanna mendadak jadi berubah padaku?" gumam Edgar.

"Apa dia tidak sadar kalau aku sudah seperti wanita murahan, dibawa ke hotel dan orang tuaku tidak tahu? Apa dia tidak merasa bersalah?" gumam Hanna.

Saat mereka sudah sampai di depan mobil, Edgar membukakan pintu untuk Hanna. Edgar melihat Hanna sudah masuk langsung masuk ke dalam mobil dan mulai mengendarai mobilnya. Sepanjang di perjalanan, Hanna hanya diam saja.

"Hanna, ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?" tanya Edgar.

"Tidak ada apa-apa. Aku merasa kamu tidak akan serius padaku," jawab Hanna.

"Kata siapa aku tidak mau serius sama kamu? Kamu lihat nanti aku akan memperkenalkan salah satu keluargaku ke ke kamu," kata Edgar.

"Oke aku tunggu," balas Hanna dengan wajah datarnya.

Edgar tersenyum pada Hanna, tapi gadis itu memalingkan wajahnya. Saat mereka sudah sampai di apartemen Hanna, Hanna melihat ke arah Edgar.

"Sayang, bisakah kamu jangan marah padaku?" tanya Edgar.

"Edgar, buka pintunya. Tidak lucu tahu," kata Hanna.

"Sayang, ada apa? Kenapa kamu marah sama aku, padahal aku mencintai kamu?" tanya Edgar menggenggam tangan Hanna.

Edgar PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang