Di apartemen, Hanna tengah dipeluk oleh Edgar. Dia menuruti kemauan Edgar, yang penting mereka tidak melakukan lebih walaupun sesekali tangan kekasihnya tidak bisa diam.
"Sayang, aku sangat mencintai kamu," kata Edgar.
"Aku juga. Jangan tinggalin aku," balas Hanna dengan jarinya yang menyentuh lembut pipi Edgar.
Tangan Edgar masih mengusap lembut lengan Hanna. Dia ingin bermain lagi.
"Sayang, aku mau tidur. Jangan lagi, aku capek," rengek Hanna.
"Baiklah, kita tidur seperti ini," balas Edgar.
"Iya," kata Hanna. Dia memejamkan matanya, dia sudah lelah seharian bekerja.
Edgar memandang wajah Hanna yang terlelap. Dia rasanya tidak ingin berpisah dengan Hanna sama sekali. Dia mengepalkan tangan begitu merasakan ponsel dia berbunyi, lalu dia langsung buru-buru mengangkatnya saat tahu siapa yang menelepon.
"Tuan, saya sudah di dalam apartemen. Tuan di mana? Saya merindukan kamu," kata seorang wanita.
"Sabar, aku membutuhkanmu sekarang untuk memenuhi kebutuhan aku," bisik Edgar menggeram.
Edgar merasa ingin hal lebih itu sekarang juga, tapi dia tidak mau menyakiti Hanna. Dia berjalan perlahan keluar dari kamar lalu merapikan pakaiannya kembali.
Ting Tong
Edgar menekan bell apartemen sebelah. Dia langsung melangkah masuk saat pintu terbuka.
"Tuan," kata seorang perempuan yang sedang berjongkok sambil berjalan ke arah Edgar.
"Ayo bangun," kata Edgar.
Edgar membawa tubuh perempuan itu ke dalam.
"Betty, malam ini kamu indah sekali," kata Edgar mengusap tubuh Betty yang memakai pakaian tipis.
Mereka saling berpelukan tanpa menyadari di balik pintu ada sepasang mata yang meneteskan air mata saat melihat apa yang dilakukan Edgar. Perempuan itu melihat bagaimana Kekasihnya berpelukan dengan wanita lain selain dia. Bukan hanya berpelukan, tapi melakukan hal lebih dari yang pria itu lakukan padanya. Dia menutup mulut saat rasa sakit mendera hatinya saat ini. Dia memilih melangkah kembali ke dalam apartemennya lalu menutup pintu. Tubuh dia merosot dan dia mulai menangis tersedu-sedu.
"Edgar, kenapa kamu tega melukai aku? Kenapa kamu menduakan aku? Apa salah aku? Aku tahu aku berhutang budi. Bahkan aku sudah rela kamu lakukan apa pun pada diriku walaupun tidak sampai tahap lainnya," gumam Hanna menutup mata.
***
Di unit apartemen sebelah, Edgar dan Betty sudah menghabiskan malam bersama. Betty saat ini tengah memeluk Edgar.
"Betty, saya harus kembali. Lepaskan tangan kamu dan kamu bisa beristirahat di sini atau langsung pulang," kata Edgar.
"Saya kira Tuan akan memberikan apartemen ini untuk saya," balas Betty.
"Jangan banyak menuntut, Betty. Kamu harus sadar kamu itu siapa," kata Edgar membuat hati perempuan itu terasa sakit.
"Tuan mau ke mana?" tanya Betty begitu Edgar bangun dari ranjang.
"Saya mau ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan nanti langsung pergi," jawab Edgar.
"Tuan, ini sudah hampir menjelang pagi, apa tidak salah Tuan pulang sekarang? Apa tidak bisa nanti saja?" tanya Betty.
"Betty, saya sudah bilang pada kamu untuk tidak ikut campur urusan saya," tegur Edgar.
"Maaf, Tuan," balas Betty menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Prisoner
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Semua kejadian pasti ada sebabnya. Itulah yang dialami oleh Hanna Silvan. Tapi sayang, dia sudah terlanjur terjebak di sebuah tempat di mana banyak suara tangisan dari para gadis karena kebodohannya. Bet...