Edgar menatap langit luar yang sudah mulai berwarna orange.
"Aku selalu membayangkan bisa seperti ini dengan kekasihku," kata Edgar.
"Memang sama kekasih kamu yang lama tidak seperti ini?" tanya Hanna.
"Belum pernah. Bahkan aku baru pertama kali melihat sunset bersama orang yang aku cintai, Hanna," jawab Edgar.
Edgar membalik tubuh Hanna hingga Hanna dapat melihat tatapan memuja darinya. Dia menempelkan bibir mereka dan Hanna langsung membalas kecupan bibir dia dengan lembut sambil memejamkan mata.
"Terima kasih, Edgar. Kamu selalu ada untuk aku saat ini," kata Hanna.
"Itu tugas kekasih, selalu ada untuk pasangannya dalam sedih maupun senang," balas Edgar menempelkan kening mereka.
"Indah sekali pemandangan matahari terbenamnya," puji Hanna menatap keluar jendela.
"Iya sangat indah seperti kamu," balas Edgar.
"Dasar perayu," ejek Hanna.
Ting tong
Suara bell kamar mereka berbunyi membuat pembicaraan mereka terhenti.
"Aku lihat dulu room service itu mengantar apa," tutur Edgar.
"Oke," balas Hanna.
Edgar keluar dari kamar untuk mengambil jus mereka yang diantarkan oleh room service, lalu Edgar menyembunyikan sesuatu di belakang tubuhnya.
Apa kamu merasa haus makanya pesan jus?" tanya Hanna sambil menatap Edgar.
"Ya aku haus banget, jadi sekalian aja," jawab Edgar.
"Hmm, iya," kata Hanna mengambil kedua jus mereka lalu menaruhnya di meja.
"Hanna ini untuk kamu," kata Edgar membuat Hanna terkejut.
"Wow, indah sekali. Kekasihku so sweet banget sih," balas Hanna melihat Edgar berlutut sambil menyerahkan buket bunga mawar yang besar.
"Apa pun untuk kamu, Hanna. Kamu suka bunga mawar?" tanya Edgar.
"Suka banget. Terima kasih banyak," jawab Hanna memeluk Edgar.
"Aduh, bunganya," kata Edgar saat wajahnya terkena bunga mawar.
"Hehehe, maaf aku lupa bunga mawar ini gede banget," balas Hanna.
"Sayang, tidak apa-apa," kata Edgar.
"Ya sudah aku taruh di meja dulu," tutur Hanna.
"Iya," kata Edgar menatap Hanna yang begitu manis.
Hanna menaruh bunga itu di meja. "Edgar baik banget sama aku, apa orang tuaku akan setuju ya aku sama Edgar? Cuma aku mau Edgar memperkenalkan aku dulu sama orang tuanya," gumam Hanna.
"Hanna sini," titah Edgar.
Hanna mendekat lalu duduk di samping Edgar. Edgar menggenggam tangan Hanna dan menyandarkan kepalanya di bahu Hanna.
"Ada apa sih mendadak kekasihku ini manja banget?" tanya Hanna sambil membelai rambut Edgar yang berwarna kecoklatan.
"Aku takut kehilangan kamu, Hanna. Jangan pernah tinggalin aku, ya, aku sangat membutuhkan kamu," kata Edgar.
"Iya, Sayang. Aku juga sangat membutuhkan kamu," balas Hanna.
"Kita tidur yuk karena saling membutuhkan," kata Edgar.
"Tidur, kamu tidak salah? Kita main game aja yuk. Kamu suka main game tidak?" tanya Hanna.
"Kamu memang lagi main game apa?" tanya edgar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Prisoner
DragosteWarning : Adult and explicit sensual content! Semua kejadian pasti ada sebabnya. Itulah yang dialami oleh Hanna Silvan. Tapi sayang, dia sudah terlanjur terjebak di sebuah tempat di mana banyak suara tangisan dari para gadis karena kebodohannya. Bet...