Bab 19 Confuse

21 0 0
                                    

Frank memutar bola matanya saat mengangkat telepon itu. 

"Sayangku, aku nanti mau keluar kota, jadi kemungkinan besok baru pulang," kata Gisel.

"Yah, bakal kangen dong nih," balas Frank.

"Iya aku juga kangen banget sama kamu, tapi mau gimana lagi. Kita harus dapat proyek ini," kata Gisel.

"Iya kamu di sana semangat. Aku di sini juga harus menyambut kekasih Edgar itu," balas Frank.

"Loh, kata Edgar tidak usah disambut. Kamu mau ngapain sih menyambut dia? Jangan sampai kamu suka gadis lain," kata Gisel kesal.

"Tidak ada yang bisa mengalahkan kekasihku yang paling cantik," balas Frank tertawa terbahak-bahak.

"Dasar perayu. Pokoknya jangan kelamaan menatap dia," kata Gisel.

"Iya, Sayang. Aku juga tidak mungkin menatap gadis itu lama-lama, bisa dicolok mata aku sama Edgar," balas Frank.

"Mending dicolok daripada kamu habis. Ya sudah nanti kita lanjut lagi, aku sudah dipanggil," kata Gisel. 

"Oke, Sayang. See you," balas Frank.

Frank mematikan sambungan telepon mereka. Tidak lama suara pintu diketuk dari luar. Frank menyuruh pengawalnya masuk.

"Maaf, Tuan. Nona Hanna mau bertemu," tutur Iyan.

"Oke, Iyan. Suruh masuk saja," balas Frank.

Iyan meminta Hanna masuk ke dalam ruangan Frank.

"Mari masuk, Nona," kata Iyan.

"Nona Hanna, selamat datang. Ayo duduk dulu," kata Frank dengan senyum ramah.

Iyan pamit undur diri meninggalkan mereka berdua.

"Terima kasih, Tuan," balas Hanna sopan sambil duduk di kursi yang disediakan.

Frank berdiri dari duduknya. "Nona Hanna, bisakah jangan panggil saya tuan? Saya risih mendengar panggilan itu," pinta Frank.

"Maaf. Tuan ini bos saya, saya tidak mau gara-gara Edgar, saya jadi seenaknya," balas Hanna.

"Ya sudah terserah Nona Hanna saja. Kalau kamu mau dipanggil dengan sebutan nona atau nama saja?" tanya Frank berdiri di di hadapan Hanna.

Hanna menggenggam tangannya sendiri. Dia sangat takut berhadapan dengan Frank. 

"Panggil nama saja karena saya hanya bawahan," jawab Hanna sambil menunduk.

"Baiklah. Kamu cantik, beruntung sekali Edgar memiliki kamu," kata Frank.

Frank menyentuh dagu Hanna lalu menaikkannya hingga mereka saling bertatapan.

"Makasih, Tuan. Maaf, apakah saya disuruh datang ke sini langsung bekerja?" tanya Hanna.

"Tentu kamu akan langsung bekerja hari ini, tapi ada yang harus saya jelaskan mengenai tempat kerja ini," jawab Frank.

""Sebenarnya kalau kerja di tempat ini harus punya identitas yang jelas. Kamu sebagai waiter nanti harus melayani tamu dengan baik dan sopan. Satu lagi, jangan pernah melepas topeng di wajah kamu. Itu sudah peraturan di sini, kecuali kamu memang ingin menjadi simpanan salah satu tamu," lanjut Frank.

"Iya, saya paham. Apakah ada kontrak kerja?" tanya Hanna.

"Tentu ada. Sebentar, saya ambilkan," jawab Frank.

Frank menyiapkan dokumen lalu membukanya di hadapan Hanna dan menyerahkan pulpen. Hanna membaca kontrak kerja itu dengan baik.

"Tuan, maaf. Ini ada yang saya tidak mengerti, saya langsung dikontrak dua tahun?" tanya Hanna.

Edgar PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang