Hanna didampingi Gustav menuju sebuah ruangan untuk bertemu adiknya. Tidak lama Niko muncul bersama polisi. Mereka diberitahu berapa lama dapat berbicara oleh polisi.
"Kakak," panggil Niko.
"Niko," balas Hanna memeluk adiknya dan menangkup wajah Niko.
"Kak, tolong bebaskan aku, aku tidak bersalah dan sama sekali tidak memakai benda itu," mohon Niko.
"Kakak percaya sama kamu sebentar. Tuan Dave, apakah hasil adik saya sudah keluar?" tanya Hanna.
"Iya hasilnya sudah keluar, tapi tetap saja dia tidak bisa bebas karena barang itu ada di tas adik Nona, kecuali Nona membayar denda dan kita juga ada bukti rekaman video tas Niko ada di mana saat dia tidak ada di tempat," jawab Dave.
"Denda, aku harus bayar pakai apa lagi?" gumam Hanna.
"Kak, tolong telepon mama dan papa. Suruh mereka ke sini juga," pinta Niko.
"Kakak sudah kabarin mereka, kamu harus sabar," balas Hanna dengan dahi berkerut. Dia bingung harus bagaimana membebaskan adiknya.
"Maaf, apakah kita akan membayar dendanya?" tanya Dave.
"Iya sebentar. Saya telepon orang tua ku dulu," mohon Hanna.
"Baiklah, lebih baik kita duduk dulu biar lebih rileks," titah Dave.
Semua yang berada di ruangan itu duduk di kursi. Hanna mengirim pesan kepada orang tuanya agar cepat datang.
"Kak, aku tidak mau jadi tahanan," mohon Niko.
"Kamu tenang saja. Kakak akan berusaha membebaskan kamu," kata Hanna lirih.
Tok tok tok
Seseorang mengetok pintu ruangan itu. Tidak lama sipir penjara membuka pintu.
"Permisi, ada orang tua dari Niko ingin bertemu," kata Ricky.
"Mama," panggil Niko sambil memeluk mamanya.
"Nak, apa kamu baik-baik saja?" tanya Elsa memeluk erat putranya.
"Niko, kamu bisa dikeluarkan dari kampus kalau ketahuan pernah masuk penjara. Apakah kamu bisa dibebaskan sekarang?" tanya Louis.
Niko menatap Hanna dan langsung dibalas dengan Hanna yang berusaha tersenyum.
"Iya, tapi kita harus membayar denda," jelas Hanna.
"Loh, Niko itu bukan pemakai barang terlarang, jadi tidak bisa begitu dong," tutur Louis.
"Iya, Pa, tapi Niko membawa barang itu dan kita tidak bisa menyangkal karena ada di dalam tas Niko," kata Hanna frustasi.
"Berapa denda yang harus kita bayar?" tanya Louis.
Dave memberitahu nilai dendanya membuat Louis langsung terduduk lemas. Dia tidak punya uang sebanyak itu, apalagi dia juga harus menyelamatkan pendidikan putranya.
"Pa, kita harus bagaimana?" tanya Elsa sambil menangis tersedu-sedu.
Tidak lama sipir penjara datang lagi ke ruangan itu. Dia memberitahukan bahwa waktu berkunjung sudah habis.
"Ma, Pa, tolongin Niko," mohon Niko.
Niko dibawa pergi sipir penjara menuju sel. Dia terus memohon sambil menoleh ke belakang.
"Pa, Ma, tenang," pinta Hanna.
Mereka saling berpelukan dan berusaha menguatkan.
"Ma, maafin Hanna yang tidak bisa membantu," kata Hanna.
"Mama akan coba pinjam uang sama majikan Mama, semoga bisa," balas Elsa.
"Ma, tapi ini uangnya besar. Pasti majikan Mama akan bertanya," larang Hanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Prisoner
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Semua kejadian pasti ada sebabnya. Itulah yang dialami oleh Hanna Silvan. Tapi sayang, dia sudah terlanjur terjebak di sebuah tempat di mana banyak suara tangisan dari para gadis karena kebodohannya. Bet...