Di sebuah apartemen, sepasang kekasih tengah saling berpelukan. Mata sang perempuan memandang penuh cinta kekasihnya, tapi berbeda dengan sang pria. Pria itu seperti memikirkan orang lain.
Suara teriakan perempuan dan pria yang saling sahut-menyahut menggema di ruangan itu. Gisel saat ini merasa dirinya sangat dicintai Frank. Pria itu hari ini bermain sangat lembut sekali. Bahkan tak jarang membisikkan kata-kata cinta.
"Aku sangat menyukai dirimu, Gisel," perintah Frank.
Frank memejamkan mata, dia membayangkan dirinya bermain dengan Hanna. Dia terus bermain tanpa peduli sekarang di hadapannya Gisel.
Malam yang begitu indah bagi Gisel tanpa perempuan itu menyadari bahwa kekasihnya memikirkan perempuan lain. "Frank, aku mencintai kamu," tutur Gisel.
"Hanna, kamu milikku!" teriak Frank.
Gisel mengernyitkan dahi saat mendengar nama seseorang, tapi bukan dirinya.
"Apa benar dia tadi menyebut nama orang lain?" gumam Gisel.
Frank menjatuhkan diri di samping Gisel lalu memeluk perempuan itu. Dia menatap langit-langit kamar sambil tersenyum.
"Frank kamu sadar tidak sih pas tadi kamu keluar menyebut nama orang lain?" tanya Gisel.
"Maksudnya?" tanya Frank melirik ke arah Gisel.
"Tadi kamu menyebut nama Hanna," jawab Gisel.
"Oh, itu tadi aku kepikiran gara-gara Edgar tadi malam bercerita tentang perempuan itu. Jadi aku teringat deh namanya," kata Frank terkekeh.
"Lebih baik kita istirahat," balas Gisel.
"Ya ampun! Kenapa aku menyebut nama Hanna di depan Gisel? Gisel bisa curiga sama aku," gumam Frank.
Gisel yang berada di samping Frank berusaha menepis kegundahan hatinya. Dia tidak ingin berdebat dengan pria itu.
"Apa Frank menyukai kekasihnya Edgar yang bernama Hanna itu. Kalau iya, aku harus menyingkirkan perempuan itu. Dia bisa merebut perhatian Frank padaku," gumam Gisel.
Gisel memandang ke samping. Dia melihat Frank tersenyum-senyum mendengus kesal.
"Frank, apa kamu mencintaiku?" tanya Gisel.
Mata mereka saling bertemu. Senyum di wajah Frank perlahan memudar digantikan dengan tatapan tajam.
"Tentu saja aku mencintai kamu, Gisel. Apa kamu tidak merasakan saat tanganmu berada di sini?" tanya Frank mengarahkan tangan perempuan itu menuju tubuh bidangnya hingga Gisel bisa merasakan detak jantung pria itu yang begitu cepat.
"Baiklah. Apa kamu ada ketertarikan dengan perempuan lain walaupun kamu mencintaiku?" tanya Gisel.
"Gisel, Gisel, apa tidak cukup jawabanku barusan untukmu? Tentu saja aku mencintaimu, Sayang. Tidak mungkin ada perempuan lain di hatiku ini," jawab Frank.
Frank berbaring di samping perempuan itu lalu mengambil ponselnya, sedangkan Gisel memilih memejamkan mata. Dia tidak mau pikiran negatif terus menyerang dia saat tubuhnya saat ini terasa sangat lelah.
"Kamu cantik sekali, Hanna," gumam Frank ketika melihat foto Hanna yang dia ambil dari jarak jauh.
Frank memandang foto itu sambil tersenyum. Dia membayangkan dirinya yang akan bersama dengan Hanna dan bermain bersama perempuan itu. Entah mengapa dirinya merasa tertarik dengan Hanna, dibandingkan dengan Gisel.
"Wajahmu cantik sekali, Hanna, tapi sayang kamu sangat bodoh hingga bisa masuk ke perangkap kami. Aku akan menyentuhmu, Hanna. Sekarang memang Edgar bisa menyentuhmu sepuasnya, tapi lain waktu aku akan bisa melakukan hal itu," gumam Frank.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Prisoner
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Semua kejadian pasti ada sebabnya. Itulah yang dialami oleh Hanna Silvan. Tapi sayang, dia sudah terlanjur terjebak di sebuah tempat di mana banyak suara tangisan dari para gadis karena kebodohannya. Bet...