Edgar mengantarkan Hanna pulang ke apartemennya. Dia selama di perjalanan mengajak Hanna berbicara.
"Hanna, kamu jadi tinggal bersama di apartemen aku?" tanya Edgar.
"Tentu saja jadi, tapi aku minta waktu dulu. Aku harus bicara pada keluargaku," jawab Hanna lembut sambil menatap Edgar yang fokus menyetir.
"Baiklah, Sayang. Tidak masalah," balas Edgar.
"Sayang, sebenarnya aku tidak enak tinggal bersama kamu," tutur Hanna.
"Loh, kenapa? Aku tidak sering di apartemen. Aku mungkin nanti datang menemui kamu saat libur atau lagi sempat," balas Edgar.
"Iya aku tahu kok kamu sibuk dan kamu juga harus bertemu dengan keluarga kamu," kata Hanna.
"Kamu juga boleh ketemu keluarga kamu, tapi jangan lupa bilang, Sayang," balas Edgar.
"Iya, Sayang. Terima kasih," kata Hanna.
"Sama-sama," balas Edgar.
Mobil itu melaju hingga sampai di apartemen keluarga Hanna. Perempuan itu turun dari mobil setelah Edgar membukakan kunci mobil.
"Edgar, nanti aku kabarin lagi, bye," kata Hanna.
"Tunggu, Hanna!" teriak Edgar.
"Iya, kenapa?" tanya Hanna.
"Aku harap besok kamu bisa segera pindah," pinta Edgar.
"Iya akan aku coba karena memang benar kata kamu kalau tempat kerjaku lebih dekat dari sana," balas Hanna.
"Oke, Sayang. Nanti kabarin aku," kata Edgar.
"Iya," balas Hanna.
Hanna melambaikan tangan pada Edgar saat mobil yang dikendarai pria itu sudah meninggalkan apartemen dia. Hanna menaiki lift ke apartemen keluarganya. Saat sudah sampai, dia disambut dengan hangat oleh mama dan papanya.
"Ma, Niko di mana? Aku mau ketemu," kata Hanna.
"Dia ada di kamarnya, Nak. Kamu lebih baik istirahat, ini sudah malam," balas Elsa.
"Papa juga sudah tidur, Ma?" tanya Hanna.
"Iya, Sayang. Kamu sudah makan belum? Terus teman kamu yang bebasin Niko apa bisa kami temui?" tanya Elsa.
"Ma, aku sudah sampaikan ucapan terima kasih. Dia orangnya sangat sibuk," jawab Hanna.
"Oke, Sayang. Ya sudah kamu istirahat," kata Elsa.
Hanna melangkah ke kamarnya lalu menutup pintu saat sudah sampai.
"Bagaimana caranya aku bisa bilang sama orang tuaku kalau aku akan pindah kerja dan pindah dari apartemen ini juga?" gumam Hanna.
Hanna menghelakan napas kasar. Dia memutuskan masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih.
***
Di kamar orang tua Hanna, Louis menatap ke arah istrinya yang baru masuk.
"Ma, Hanna sudah pulang?" tanya Louis.
"Sudah, Suamiku. Aku bilang kamu sudah istirahat, besok saja bicaranya," jawab Elsa.
"Sayang, entah kenapa aku merasa Hanna menyembunyikan sesuatu dari kita," tutur Louis.
"Iya mungkin dia tidak mau cerita soal hubungan dia dengan orang yang menyelamatkan putra kita," balas Elsa.
"Aku takut dibilang tidak menyayangi Hanna karena kita mementingkan Niko," kata Louis.
"Pa, Niko itu dijebak oleh teman-temannya," balas Elsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Prisoner
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Semua kejadian pasti ada sebabnya. Itulah yang dialami oleh Hanna Silvan. Tapi sayang, dia sudah terlanjur terjebak di sebuah tempat di mana banyak suara tangisan dari para gadis karena kebodohannya. Bet...