Bab 29 Freak

11 0 0
                                    

Tangan Hanna digenggam erat. Dia dibawa paksa keluar dari sana.

"Lepaskan!" teriak Hanna.

Hanna memberontak. Dia menggigit tangan pria itu hingga berbekas.

"Perempuan kurang ajar!" teriak Edgar meringis terkena gigitan Hanna.

"Aku harus segera kabur dari sini. Dia pasti mau menjual aku seperti yang lain," kata Hanna.

Hanna berlari menuju pintu keluar tanpa peduli suara teriakan Edgar yang terus memanggilnya. Dia melihat para pria besar itu mengejarnya berjongkok di samping pilar besar hingga tubuhnya tidak terlihat sama sekali.

"Hanna, keluar sekarang sebelum aku menghukum kamu," kata Edgar dengan amarah memuncak.

Hanna menutup mulutnya. Dia tidak mau bersuara sama sekali, dia memilih bersembunyi terus sampai mereka pergi.

"Tuan, sepertinya sebelah sana," kata Tobi.

"Kamu cari di sebelah sana, saya tetap di sini. Saya sangat yakin Hanna masih di sekitar sini," balas Edgar mengobrak-abrik barang yang ada di sana.

Hanna mengintip di balik pilar besar itu, dia melihat pintu belakang yang terbuka langsung berlari cepat ke arah pintu itu.

Edgar menoleh saat mendengar suara tapak kaki yang berlari. "Hanna!" teriak Edgar sembari mengejar Hanna.

Hanna memanjat pagar yang ada di halaman belakang.

"Kaki aku pendek banget sih," kata Hanna.

Hanna menengok ke belakang, Edgar sudah mau dekat. Dia langsung melompati pagar lalu menoleh ke sana ke mari.

"Aku harus segera kabur dari sini," kata Hanna.

Hanna berlari masuk ke dalam hutan. Dia melihat Edgar masih saja mengejarnya terus berlari tanpa peduli dengan napas dia yang sudah mulai terengah-engah.

"Hanna kembali ke sini sekarang!" teriak Edgar.

Hanna membalikan badan lalu menunjukkan jari tengahnya pada Edgar dan berlari lagi membuat Edgar menyipitkan matanya.

"Tuan, apa kita berpencar saja?" kata Tobi.

"Iya kita berpencar," jawab Edgar dengan mata menyorot tajam ke depan.

Hanna yang sudah berhasil kabur dari pandangan Edgar bersembunyi di balik pohon.

"Lelah, perutku jadi sakit. Aku harus bertahan, tapi aku tidak tahu cara keluar dari sini bagaimana caranya. Ma, aku takut," kata Hanna.

Hanna melihat ke belakang, belum ada yang mengejar dia. Perlahan dia menyelonjorkan kakinya.

***

Beberapa menit telah berlalu, Edgar menggeram marah karena tidak ada yang berhasil menemukan gadisnya.

"Kalian semua tidak becus mencari satu gadis saja!" teriak Edgar.

"Tuan, maaf, ini sudah mulai sore," kata Tobi.

"Biar saya yang mencarinya, kalian tetap berjaga-jaga," balas Edgar.

"Baik, Tuan. Kami akan di sekitar sini," kata Tobi.

***

Hanna yang sudah berlari kembali dan melihat ada jalanan besar di luar hutan tersenyum lebar, tapi perlahan senyum itu runtuh saat melihat tidak ada kendaraan yang lewat.

"Tidak apa-apa, aku harus semangat," kata Hanna.

Mata Hanna menangkap sebuah truk yang akan lewat melambai-lambaikan tangannya.

Edgar PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang