Bab 31 Crazy Obsession

24 0 0
                                    

Frank yang berada di ruangan lain sangat marah. Dia membanting seluruh barang di ruangan kantornya.

"Kenapa Edgar harus datang sekarang? Aku seharusnya sudah bisa memiliki Hanna, tapi perempuan itu terlalu sombong!" teriak Frank tatapan marah.

Frank mencengkram meja di hadapannya lalu memukul-mukul meja itu dengan kencang membuat Gisel yang baru saja datang terkejut.

"Frank, apa yang kamu lakukan?" tanya Gisel menatap ruangan kerja Frank yang terlihat kacau balau.

"Sejak kapan kamu boleh masuk ke ruangan aku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya Frank dengan tatapan marah.

"Frank, kamu ini kenapa sih? Aku heran sama kamu yang beberapa hari ini berubah," kata Gisel.

"Aku lagi pusing sama pekerjaan aku, ditambah kamu yang menyebalkan dan datang-datang langsung masuk," balas Frank.

"aku mau tanya sejak kapan aku harus mengetuk pintu? Sejak sekarang atau bagaimana?" tanya Gisel dengan wajah memerah.

"Gisel keluar. Aku pusing mendengar ocehan kamu yang tidak beralasan. Memang aku minta kamu datang?" tanya Frank.

"Frank, kamu ini kenapa sih?" tanya Gisel.

Gisel melihat Frank hanya diam saja langsung keluar dari ruangan Frank lalu membanting pintu dengan keras.

"Pasti ada yang mereka sembunyikan dari aku," gumam Gisel.

Langkah kaki Gisel tiba-tiba berhenti saat melihat ada penjaga yang berjaga di ujung sana. Dia melirik ke arah Iyan.

"Iyan, di sana ada apa?" tanya Gisel.

"Tuan Edgar menaruh kekasihnya di kamar itu," jawab Iyan.

"Hanna ngapain dibawa ke sini?" tanya Gisel.

"Nona bukannya sudah tahu rencana apa yang dilakukan mereka?" tanya Iyan.

Gisel baru ingat soal aplikasi yang tidak dia terlalu suka. Aplikasi Cimi yang menjebak para perempuan.

"Berarti Hanna termasuk dalam jebakan mereka, tapi kenapa Frank begitu marah? Apa jangan-jangan dia menyukai perempuan bernama Hanna itu?" gumam Gisel.

"Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya Iyan.

Gisel hendak berjalan ke ruangan itu, tapi langkahnya terhenti saat Iyan menghalangi dia.

"Nona tidak bisa ke sana karena sudah dijaga pengawal," kata Iyan.

"Kenapa tidak bisa? Aku ini termasuk bagian dalam usaha ini," balas Gisel ketus.

"Nona harus izin pada tuan dulu," kata Iyan.

"Saya cuma mau lihat saja, tidak perlu melarang. Saya tidak akan masuk ke dalam kok," balas Gisel.

Iyan menahan tangan Gisel. Dia meminta perempuan itu agar tidak melangkah maju lagi.

"Menyingkir!" teriak Gisel mendorong Iyan.

Gisel terus melangkah menuju ruangan itu tanpa peduli suara Iyan yang memintanya berhenti. Langkah kaki mereka tiba-tiba berhenti saat suara seseorang mengejutkan mereka.

"Ada apa ini?" tanya Frank.

"Tuan, nona mau ke kamar itu," jawab Iyan.

Frank mendekati Gisel. Dia menatap perempuan itu dengan tatapan kesal.

"Gisel, ada apa?" tanya Frank.

"Aku ingin tahu aja apa yang dilakukan oleh Edgar di sana. Bukankah perempuan itu seharusnya kalian jual, kenapa seperti kalian jaga?" tanya Gisel menatap sinis ke arah Frank.

Edgar PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang