Hanna dan Victor saling tertawa sambil sesekali berbincang-bincang hingga jam istirahat mereka sudah mau habis.
"Victor, aku pamit ya. Nanti kita bicara lagi, sudah mau masuk kerja," pamit Hanna.
"Aku antar kamu ke kafe tempat kamu kerja, ya," tawar Victor.
"Dekat kok, nanti kamu diomelin bos kamu kalau kamu telat loh," balas Hanna.
"Kamu bisa aja. Aku antar ya," kata Victor.
"Ya sudah kalau kamu maksa," balas Hanna.
"Oke, Cantik. Ayo kita jalan sekarang," kata Victor.
Mereka berjalan bersama ke mobil. Saat mereka sudah di dalam mobil, Victor langsung menyetir dengan kecepatan sedang menuju kafe tempat Hanna bekerja.
"Jadi ngerepotin nih. Sudah dibayarin, diantar pulang juga," kata Hanna terkekeh.
"Tidak apa-apa, anggap hari ini hari keberuntungan kamu," balas Victor.
"Iya aku selalu bersyukur setiap hari," kata Hanna.
"Good girl," kata Victor.
Tidak lama mobil mereka sampai di depan kafe. Hanna turun dari mobil lalu melambaikan tangannya pada Victor. Dia masuk ke dalam kafe dengan wajah bahagia membuat Adel berniat menggoda.
"Cie, cie, siapa tuh?" tanya Adel.
"Baru jadi teman aja, Adel. Kamu ngagetin aja," jawab Hanna.
"Ah, baru gitu aja kamu sudah kaget," balas Adel.
"Aku lanjut kerja dulu ya," kata Hanna.
"Sip," balas Adel menggeleng-gelengkan kepala melihat Hanna yang malu-malu kucing.
***
Menjelang sore waktunya Hanna pulang. Dia pulang bersama Adel dengan kereta. Sampai di persimpangan, Adel turun duluan karena rumah perempuan itu berbeda jalannya dengan Hanna.
Tring
Ponsel Hanna berdering berkali-kali. Dia melihat banyak pesan dari Victor di ponselnya langsung membuka pesan itu.
"Sudah pulang kerja belum?" tanya Victor di dalam pesan itu.
Hanna tersenyum sambil membaca pesan dari Victor dan membalasnya.
"Sudah di kereta. Nanti aku kabarin ya kalau sudah sampai rumah. Kamu sudah pulang?" tanya Hanna.
Senyum Hanna terpatri saat Victor dengan cepat membalas pesannya.
"Sebentar lagi aku pulang," jawab Victor.
"Hati-hati di jalan," balas Hanna.
***
Di kediaman Odilio, keluarga Odilio dan teman-teman dari Edgar sudah pada datang. Mereka saat ini tengah bercengkrama di ruang keluarga sambil menunggu makan malam siap.
"Kalian jadi melakukan bisnis baru kalian? Coba jelaskan bagaimana planning kalian," kata Oscar.
"Iya aku jelaskan, Pa," balas Edgar.
"Iya silahkan kamu jelasin. Papa mau dengar biar kalian tidak salah langkah dan membuat kerugian," kata Oscar.
"Iya, Pa Aku sudah memikirkan matang-matang kalau kita akan membuat aplikasi baru untuk para perempuan atau pria single yang mencari pasangan hidup. Zaman sekarang kan banyak orang yang masih single," balas Edgar.
"Kamu juga termasuk. Kamu mau pakai aplikasi itu untuk mencari pasangan?" tanya Oscar terbahak membuat teman-teman Edgar tertawa.
Edgar menatap teman-temannya dengan tajam hingga mereka semua terdiam karena wajah Edgar jika sudah tidak suka akan terlihat dingin dan menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Prisoner
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Semua kejadian pasti ada sebabnya. Itulah yang dialami oleh Hanna Silvan. Tapi sayang, dia sudah terlanjur terjebak di sebuah tempat di mana banyak suara tangisan dari para gadis karena kebodohannya. Bet...