Nancy masuk ke dalam ruangan Floren lalu menutup pintu dan duduk di hadapan bosnya.
"Ada apa, Nancy?" tanya Floren.
"Nyonya, maaf mengganggu waktunya. Saya diminta oleh pelanggan yang marah tadi untuk menggantikan Hanna bekerja saat jam makan siang, apakah boleh?" tanya Nancy.
"Ada hubungan apa Hanna dengan pria itu? Hanna itu pegawai saya dan saya harus memastikan bahwa dia aman," gumam Floren.
"Ya sudah kamu gantikan Hanna dan suruh Hanna sekarang menghadap saya dulu," perintah Floren.
"Baik, Nyonya. Terima kasih." Nancy menundukkan kepala.
Nancy yang sudah keluar dari ruangan Floren menghelakan napasnya. Dia berjalan menuju dapur lalu memanggil Hanna yang sedang mendekor kue.
"Ada apa, Nancy?" tanya Hanna yang menghampiri Nancy setelah mengelap tangannya.
"Nyonya Floren memanggil kamu tuh," jawab Nancy.
"Nyonya memanggil aku, memangnya ada apa?" tanya Hanna.
"Soal masalah tadi kali," jawab Nancy.
"Oh, oke aku ke sana. Terima kasih, Nancy," balas Hanna.
"Oh iya, pria itu pacar kamu?" tanya Nancy.
"Bukan siapa-siapa, aku tidak kenal dia," jawab Hanna.
"Ya sudah bodoh amat, yang penting sudah dapat tip," gumam Nancy.
Nancy dengan senyum merekah bekerja kembali setelah melihat Hanna sudah pergi ke ruangan bos mereka.
"Huft, bagaimana ini?" gumam Hanna.
Hanna mengetok pintu hingga tidak lama Floren menyuruh dia masuk. Hanna masuk dengan perasaan takut yang menyelimutinya.
"Nyonya, maaf untuk kejadian tadi," tutur Hanna.
"Iya tidak masalah. Hanna, ayo duduk dulu," pinta Floren.
"Baik, Nyonya," balas Hanna mendudukkan diri.
"Hanna saya mengenal kamu sebagai gadis yang baik, pendiam dan suka menolong orang-orang sekitar kamu, tapi hari ini saya merasa khawatir sama kamu. Apa kamu ada hubungan dengan pria yang tadi marah-marah sama kamu?" tanya Floren.
"Saya kenal dia, tapi tidak terlalu dekat, Nyonya," jawab Hanna.
"Apa laki-laki itu kekasih kamu? Katakan saja ke saya apa yang dia mau dari kamu kalau dia kekasih kamu. Saya bisa melihat dari penampilan dia bahwa dia bukan pria yang susah atau pas-pasan. Dia terlihat seperti anak orang berduit," kata Floren.
"Kami hanya berteman saja, tidak lebih," balas Hanna.
"Hanna, dia meminta kamu untuk makan siang bersama. Apakah kamu sudah tahu?" tanya Floren.
"Sudah, Nyonya. Tadi dia bicara sama saya," jawab Hanna.
"Oke. Nanti kamu pergi sama siapa? Hanya berdua saja dengan pria itu?" tanya Floren.
"Tidak, Nyonya. Nanti saya sama Adel, saya minta dia ikut bersama saya," jawab Hanna.
"Bagus. Saya tidak mau kamu kenapa-kenapa, Hanna," kata Floren.
"Iya, Nyonya. Terima kasih Nyonya sudah baik sekali sama saya," balas Hanna.
"Sama-sama. Jaga diri kamu baik-baik ya," kata Floren.
"Iya, Nyonya," balas Hanna.
"Ya sudah saya cuma mau bicara itu saja. Kalau dia kekasih kamu jangan lupa dikenalin ke orang tua kamu. Jangan diam-diam aja," kata Floren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Edgar Prisoner
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Semua kejadian pasti ada sebabnya. Itulah yang dialami oleh Hanna Silvan. Tapi sayang, dia sudah terlanjur terjebak di sebuah tempat di mana banyak suara tangisan dari para gadis karena kebodohannya. Bet...