Bab 38 Forget Everything

0 0 0
                                    

Frank menghentikan langkah kakinya di depan mobil saat melihat Gisel masih mengejarnya.

"Iyan, tahan Gisel. Saya ada urusan," kata Frank sambil masuk ke dalam mobil.

Para pengawal langsung menahan Gisel yang hendak mengejar Frank lagi.

"Kalian ini kenapa menahan saya? Frank itu kekasihku. Jawab aku, ada apa dengan dia?" tanya Gisel.

Gisel berjalan menuju mobilnya membuat Iyan menggeleng-gelengkan kepala.

"Kalian semua kembali berjaga. Jangan sampai keamanan di sini melemah," kata Iyan.

***

Di rumah sakit, Hanna mulai menggerakkan jemarinya. Edgar yang menggenggam tangan Hanna menatap ke arah perempuan yang saat ini mulai membuka matanya.

"Dok, Hanna sudah sadar!" teriak Edgar sambil berlari keluar dari ruangan.

Dokter james bersama Edgar tidak lama kembali ke ruangan Hanna. Dia mulai memeriksa keadaan Hanna yang sudah sadar.

"Nona kenal sama tuan ini?" tanya James lembut.

Hanna terlihat mengernyitkan dahinya. Dia menggeleng-gelengkan kepala.

"Aku tidak kenal. Nama aku siapa?" tanya Hanna dengan suara serak.

"Sayang, tenang. Semua akan baik-baik saja," balas Edgar sambil menggenggam tangan Hanna.

"Tuan, kami mau memeriksa terlebih dahulu," kata James saat melihat Edgar mendekat dan menggenggam tangan Hanna.

"Iya," balas Edgar.

Hanna melihat Edgar sudah menjauh memegang perban di kepalanya.

"Dok, apa yang terjadi pada aku?" tanya Hanna.

"Sayang, kamu jangan terlalu berpikir. Aku khawatir," kata Edgar.

Edgar tidak mau Hanna terlalu banyak bertanya saat kondisi tubuhnya masih lemah. Dia takut Hanna akan kehilangan kesadaran lagi kalau banyak pikiran.

"Nona harus tenang. Nona baru saja mengalami kecelakaan," kata James.

"Kecelakaan?" tanya Hanna.

Hanna termenung. Dia tidak mengingat apa pun.

"Nona sekarang makan dan minum perlahan dulu. Nanti baru minum obat setelah ini," kata James.

"Oke. Terima kasih," balas Hanna dengan pelan.

Tidak lama perawat membawakan makanan untuk Hanna.

"Sayang, jangan terlalu banyak berpikir," kata Edgar.

"Kamu siapa?" tanya Hanna.

"Aku Edgar, kekasih kamu. Kita sudah bertunangan dan akan segera menikah, tapi kita bisa menundanya sampai kamu sembuh," jawab Edgar sambil mengecup telapak tangan Hanna.

"Aku minta maaf karena aku tidak mengingat kamu. Keluarga aku di mana?" tanya Hanna membuat Edgar membelai lembut pipi Hanna.

"Perlahan kamu pasti akan mengingat semua tentang diri kamu. Kamu sudah tidak memiliki keluarga. Sekarang kamu makan dulu," jawab Edgar.

"Aku tidak punya keluarga, apa kamu punya keluarga?" tanya Hanna dengan mata berkaca-kaca.

"Keluarga aku adalah keluarga kamu," jawab Edgar lembut.

Wajah Hanna seketika memerah saat tiba-tiba mendengar suara perutnya sendiri yang berisik.

"Kamu pasti sekarang lapar. Sudah, jangan memikirkan hal-hal yang bikin mumet kepala kamu," kata Edgar.

Edgar PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang