*Chapter ini adalah bagian dari Chapter 11 di cerita utama
"Eh, tunggu dulu!"
"Ya?" Jihan yang tadinya hendak memutus sambungan telpon, langsung membatalkan niatnya karena mendengar suara Kyungsoo di ujung sana.
"Siapa yang menjemput Soora? Apa aku perlu menjemputnya?" tanya Kyungsoo.
"Aah iya jam berapa dia pulang? Aku lupa" Jihan malah balik bertanya. Tangannya refleks menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia menyadari betapa bodohnya pertanyaannya sebagai seorang ibu yang bahkan tak ingat jam pulang sekolah anaknya sendiri.
"Ck, dasar" Kyungsoo mencibir. "Dia pulang jam dua"
"Oh iya. Nanti biar aku yang jemput" kata Jihan
"Oke" setelah menjawab itu, Kyungsoo langsung mematikan telpon tanpa membiarkan Jihan berkata apa-apa lagi. Padahal Jihan berniat berkata kalau Kyungsoo memang mau menjemput dan bertemu Soora maka Jihan akan membiarkan Kyungsoo saja yang menjemput. Tapi malah sudah dimatikan lebih dahulu.
Jihan menatap layar ponselnya tak percaya. "Aishh!" ia berseru sebal.
Sembari mematikan ponselnya dengan perasaan sebal, Jihan mengecek kamar Daehan sebentar lalu turun ke lantai bawah dan masuk kamarnya. Ia segera mengganti bajunya dan bersiap-siap karena sebentar lagi sudah jam satu, dia harus segera berangkat menjemput anak sulungnya.
Setelah memastikan seluruh barang-barang pentingnya ada di dalam tas, Jihan segera keluar dari kamarnya dan menghampiri Song Imo yang tengah merapikan dapur. "Imo, aku pergi menjemput Soora dulu ya. Titip Daehan, dia tidur di atas sendirian. Takutnya kalau bangun nanti menangis"
Wanita yang sudah mulai tua itu tersenyum, membuat keriput di wajahnya semakin terlihat. "Iya, tenang saja Jihan. Setelah ini akan Imo suruh Goeun menemani Daehan di kamarnya. Hati-hati di jalan ya" ujarnya. Goeun adalah nama babysitter Daehan. Dia mulai bekerja di rumah ini dan mengurus Daehan sejak tiga bulan yang lalu, belum lama. Tapi Goeun adalah perempuan muda yang ramah dan sangat baik hati. Sejauh ini sepertinya Daehan paling nyaman dengan Goeun ketimbang dengan babysitter-babysitternya yang sebelumnya.
Setelah berpamitan pada Song Imo, Jihan pun bergegas ke garasi dan masuk ke mobilnya. Usai meletakkan tasnya di jok belakang, mobil Jihan pun mulai keluar dari garasi dan menuju luar. "Mau kemana, nyonya?" tanya satpam yang berjaga sembari membuka pagar rumah Jihan yang besar.
Wanita itu tersenyum tipis. "Mau menjemput Soora"
Satpam itu terkejut, namun menyembunyikan keterkejutannya. Ditatapnya sekilas mata sang majikan yang tersembunyi dibalik kacamata hitamnya, lalu pria itu tersenyum. "Hati-hati di jalan, nyonya"
———
Soora keluar dari sekolahnya dan menatap mobil-mobil yang terparkir di depan. Ia tak melihat mobil ayahnya maupun mobil yang biasa digunakan Pak Kim. Aneh sekali. Apa kedua pria itu lupa menjemputnya?
Yang lebih anehnya lagi, ia melihat mobil sedan yang mirip dengan milik ibunya, terparkir di depan sekolahnya.
.....Tak mungkin ibunya yang menjemputnya kan?
Soora hanya terdiam di dekat gerbang sekolahnya sambil menatap mobil yang mirip milik ibunya itu. Apa ibunya benar-benar menjemputnya? Ah tapi sepertinya tidak mungkin. Pasti mobilnya hanya mirip saja.
Namun segala pikirannya itu buyar ketika seorang wanita keluar dari mobil itu. Dan Soora tahu betul, itu ibunya. Karena tak mungkin ada orang yang semirip itu dengan ibunya. Matanya langsung membulat ketika wanita itu menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side of Father: dks
FanfictionKumpulan cerita pendek tentang keseharian anak-anak Ayah Kyungsoo. Cerita ini masih satu universe dengan universe Father: dks dan tiap chapternya ditulis dengan timeline acak. Baca Father: dks terlebih dahulu supaya lebih paham cerita disini ya! #1...