"Daehan sudah tidur?" tanya Kyungsoo ketika melihat Jihan menuruni tangga.
"Sudah" Jihan mengangguk. Ia langsung bergabung dengan Kyungsoo di sofa.
"Temani aku minum, dong" pinta Kyungsoo.
Jihan menatap Kyungsoo. "Aku lagi hamil, Kyungsoo. Mana ada alkohol di kulkas"
"Kalau begitu aku beli dulu ke minimarket" jawab Kyungsoo.
"Kamu tega ya minum dengan orang hamil?" tanya Jihan tak percaya.
"Ya kamu jangan minum" kata Kyungsoo dengan tak berdosanya.
"Bukan begitu" Jihan berdecak sebal. "Lagi hamil begini aku nggak sanggup mengurusmu, ya. Kamu sadar tidak sih, kamu itu menyebalkan dan merepotkan kalau sedang mabuk"
Kyungsoo cemberut.
"Kamu tidak ingat? Terakhir kali kamu mabuk denganku, hasilnya ini" lanjut Jihan sambil menunjuk perutnya yang membuncit. Kali ini Kyungsoo tertawa malu.
"Sana kamu minum sendiri saja" kata Jihan sambil bangkit dari duduknya. Tapi Kyungsoo langsung menarik tangannya. Jihan menoleh. "Apa lagi?"
"Eumm..." Kyungsoo tampak berpikir. "Kita minum... susu aja! Susu melon!"
Jihan menatap Kyungsoo jengah. Jihan tau, Kyungsoo pasti akan mencari-cari seribu minuman lainnya kalau Jihan masih menolak. Jadi Jihan hanya mengangguk pasrah dan langsung menuju dapur.
"Yess!" bisik Kyungsoo senang.
Tak lama, Jihan kembali dengan tiga kotak susu melon. "Kata orang, suami itu bayi besar. Aku tidak punya suami tapi kenapa aku tetap punya bayi besar?" sindirnya. Meski dengan perasaan sebal, Jihan tetap duduk di samping Kyungsoo.
"Hehehe" Kyungsoo nyengir sambil mengambil sekotak susu melon. "Terima kasih ya Jihan cantiiikk!"
"Idih" Jihan menatap Kyungsoo jijik. "Berapa perempuan yang kamu goda seperti ini?"
"Kamu aja, kok" jawab Kyungsoo.
"Semua laki-laki juga bilangnya begitu" kata Jihan sambil ikut mengambil sekotak susu melon.
"Kok kamu tau? Berarti kamu sudah pernah dekat dengan laki-laki lain setelah kita cerai?" tanya Kyungsoo. "Wah aku kecewa, Ji. Ternyata cuma aku yang masih setia sendiri"
Jihan hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sinting" umpatnya.
"Ini kalau aku lama-lama disini ada yang marah nggak Ji?" tanya Kyungsoo lagi.
"Enggak ada ih, Kyungsoo! Diam ya, aku tidak punya pacar"
"Berarti kamu masih sayang sama aku ya? Soalnya kamu nggak mencari laki-laki lain"
"Kamu kalau nggak diam, bibirmu ku olesi cabai" ancam Jihan.
"Sadis" komentar Kyungsoo. Ia lantas mendekati perut Jihan. "Adek, ibumu sadis"
"Aduh!" Jihan menjerit ketika janinnya menendang keras. Ia langsung menjitak kepala Kyungsoo. "Tendangannya keras sekali. Anaknya nggak terima tuh kamu ngatain ibunya sadis!"
"Lahir juga belum, kok sudah berpihak sama ibunya" kata Kyungsoo cemberut.
"Kyungsoo, aku ingin melon deh" kata Jihan tiba-tiba, mengabaikan perkataan Kyungsoo sebelumnya.
"Jihan? Yang benar saja! Mana ada toko buah buka jam segini?" tanya Kyungsoo. Ia menunjuk jam dinding. Sudah jam sepuluh lewat.
"Anaknya yang mau" Jihan menatap Kyungsoo polos sambil menunjuk perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side of Father: dks
ФанфикKumpulan cerita pendek tentang keseharian anak-anak Ayah Kyungsoo. Cerita ini masih satu universe dengan universe Father: dks dan tiap chapternya ditulis dengan timeline acak. Baca Father: dks terlebih dahulu supaya lebih paham cerita disini ya! #1...