39; kelahiran Soora

37 8 1
                                    

Tahun 2014

Tahun ini EXO sedang sibuk-sibuknya karena popularitas mereka sedang di puncak. Mereka sibuk manggung di berbagai acara mulai dari acara dalam negeri hingga luar negeri. Hal itu membuat Kyungsoo jadi jarang berada di rumah, padahal Jihan sedang hamil. Jihan jadi kesepian.

Wanita yang sedang duduk bersandar pada headboard kasur itu menghela napas. Ia mengelus perutnya yang sudah sangat besar. "Ayahmu sibuk sekali. Kamu sedih tidak?" tanya Jihan pada janinnya.

Jihan dapat merasakan janinnya menendang. "Iya, ibu juga sedih" Jihan mengangguk setuju. "Ayahmu memang jahat"

Lagi-lagi janin dalam perut Jihan menendang. Kali ini tendangannya lebih keras. "Kamu marah sekali sepertinya" kata Jihan sambil terkekeh. Wanita itu kini bangkit dari kasurnya dan berganti baju di kamar mandi.

Hari ini adalah jadwal Jihan untuk kontrol ke dokter kandungan. Ia diantar oleh Shiha, sepupunya yang sedang menempuh pendidikan dokter.

"Suaminya tidak ikut lagi, bu?" tanya sang dokter. Dokter itu heran melihat Jihan lagi-lagi datang bersama Shiha. Bagaimana dia tidak heran, selama delapan bulan tak pernah sekali pun Jihan datang bersama suami.

Jihan tertawa. "Suami saya sangat sibuk, dok"

"Saya rasa suami anda manusia paling sibuk di dunia" canda sang dokter. Mereka semua tertawa. "Silahkan berbaring, bu"

Sesuai instruksi dokter, Jihan berbaring di ranjang dan menarik kausnya. Dokter perempuan yang sudah tak lagi muda itu mengoleskan gel ke perut Jihan, lalu memulai proses USG. Mereka semua mengamati layar.

"Leher bayinya terlilit tali pusar bu" kata sang dokter sambil menunjuk layar. "Biasanya tetap bisa lahir normal. Tapi nanti semisal bayinya kesulitan lahir karena terlilit, berarti harus operasi"

Jihan seketika cemas. "Tapi apakah bayi saya tidak apa-apa dok, kalau terlilit seperti itu?"

"Sejauh ini tidak apa-apa, karena hanya dua lilitan. Semoga bayinya tidak berputar-putar terus supaya tidak makin terlilit" jelas sang dokter.

Setelah selesai USG, dokter itu mengelap perut Jihan agar bersih dari gel. Kini mereka kembali duduk berhadap-hadapan. Usai menanyakan semua hal yang ingin ditanyakannya, Jihan dan Shiha pun pulang.

Setelah mengantar Jihan sampai rumah, Shiha langsung pergi karena ada kelas sore yang harus dihadirinya. Jadi kini rumah itu kembali sepi. Hanya ada Jihan, janinnya, dan seorang asisten rumah tangga yang sebentar lagi juga akan pulang ke rumahnya karena jam kerjanya sudah hampir habis.

Jihan kembali duduk di kasurnya. Ia mengelus perutnya. "Adek, tolong jangan berputar-putar ya. Kalau adek berputar-putar terus, nanti semakin terlilit. Ibu nggak mau adek kenapa-kenapa. Ibu boleh minta tolong tali pusarnya dikembalikan seperti semula, tidak? Kalau adek bantu ibu, nanti... hmm..." Jihan berpikir. "Kalau adek bantu ibu, nanti ibu belikan es krim"

Sepuluh menit kemudian, terdengar suara mobil di depan. Siapa lagi kalau bukan Kyungsoo? Jadi Jihan segera keluar dari kamarnya. Ia keluar dari kamar bersamaan dengan Kyungsoo yang baru masuk rumah. Pria itu tampak lelah, namun ia memaksakan senyum. Ia langsung memeluk Jihan.

"Kyungsoo, minggu depan kamu tidak mau ikut kontrol ke dokter? Aku malu, dokter selalu tanya suamiku mana" Jihan cemberut.

Kyungsoo mengusak rambut Jihan. "Kamu kan tahu, kalau aku pergi bersamamu itu resikonya besar. Apalagi ke dokter kandungan" jawabnya. Jihan sudah tahu hal itu, tapi tetap saja dia sedih.

Mereka kini menuju kamar. "Kata dokter bayi kita terlilit tali pusar"

Kyungsoo terkejut. "Lalu bagaimana? Dia tidak apa-apa?" tanyanya panik.

Another Side of Father: dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang