41; iseng

32 7 0
                                    

Tahun 2015

Biasanya, laki-laki itu kelakuannya random dan iseng. Itu sebabnya anak-anak tidak boleh dijaga ayahnya lama-lama karena tidak akan ada yang tahu keisengan apa yang akan dilakukan sang ayah pada anaknya. Di sosial media, kalian pasti pernah melihat anak yang diletakkan dalam plastik kresek oleh ayahnya, atau anak yang dipakaikan kostum domba oleh ayahnya.

Namun, Keluarga Do berbeda. Di keluarga ini, bukan ayahnya yang iseng, melainkan ibunya.

Sebetulnya, secara umum, Kyungsoo memang orang yang random dan terkadang cukup aneh kelakuannya. Namun, kalau sudah urusan mengurus dan menjaga anak, Kyungsoo tidak pernah random. Yang random dan iseng itu Jihan. Kelakuan isengnya itu seringkali muncul ketika dia sedang bosan dan tidak ada kegiatan.

Misalnya seperti saat ini ketika di rumah hanya ada Jihan, Soora yang belum genap satu tahun, dan Song Imo. EXO sedang sibuk dengan tur konser mereka, dan saat ini mereka sedang di Macau, jadi selama beberapa bulan belakangan Kyungsoo memang jarang sekali pulang. Jadwalnya sangat padat sehingga tidur di dorm jauh lebih efisien ketimbang pulang ke rumah.

Sudah bulan Oktober, jadi udara mulai dingin karena sudah mulai memasuki musim gugur. Udara yang dingin membuat Jihan hanya menghabiskan waktunya bermalas-malasan di kasur seharian. Namun tentunya itu membuatnya bosan, apalagi setiap hari dia memang di rumah saja.

"Ibuu..." panggil Soora. Beberapa hari yang lalu Soora sudah mengucapkan kata pertamanya, dan kata pertamanya adalah ibu. Sampai sekarang, hanya kata 'ibu' yang bisa dia ucapkan. Kosa katanya belum bertambah.

Jihan yang tengah berbaring langsung menoleh pada bayinya yang duduk di sampingnya. "Kenapa? Kamu bosan ya?" tanya Jihan. Tentu saja anak itu tidak paham, jadi dia hanya diam menatap sang ibu dengan mata bulatnya.

Jihan menatap Soora gemas, lalu menjawil paha Soora yang gemuk. Ia lantas bangkit dan menggendong Soora. "Ayo kita main di halaman, ibu bosan sekali" katanya sambil berjalan keluar kamar.

Sebelum keluar ke halaman, langkah Jihan terhenti kala melihat kardus di sudut dapur. Pintu belakang yang terletak di dapur membuatnya harus melewati dapur terlebih dahulu sebelum keluar, namun kardus di sudut ruangan itu menarik perhatiannya. Sebuah ide langsung terbersit di otaknya. Ia segera mengambil kardus itu serta gunting dan tali yang ada di dapur, kemudian membawa semuanya ke halaman. Setelah mendudukkan Soora di rumput, ia ikut duduk di sampingnya.

Sedetik kemudian, Jihan sudah sibuk dengan kardusnya sementara Soora sibuk mencabuti rumput. Jihan memotong kardus itu menjadi bentuk oval dan sisi-sisinya dilipat supaya membentuk seperti cangkang. Setelah itu, ia melubangi sisi-sisinya dan dipasangi tali. Setelah selesai, ia menoleh pada Soora. Bayi yang belum bisa berjalan itu sudah merangkak cukup jauh darinya. Jihan segera mengejarnya dan membawanya kembali ke tempatnya duduk sebelumnya.

"Kamu tidak makan tanah kan nak?" tanyanya sambil mendudukkan Soora. Soora hanya membalasnya dengan tawa, entah apa artinya. Jihan kemudian memasangkan tali di kedua lengan Soora sehingga kardus itu sekarang terpasang di punggungnya. Soora jadi seperti memiliki cangkang.

Jihan tersenyum puas melihat hasil karyanya, kemudian ia bangkit menuju kolam kecil di salah satu sisi halaman. Dalam kolam tersebut, Jihan memelihara dua ekor kura-kura. Ia mengambil salah satu kura-kura tersebut dan membawanya ke dekat Soora.

Jihan meletakkan kura-kura itu tepat di samping Soora, dan kura-kura itu langsung berjalan. "Ayo Soora, merangkak!" kata Jihan sambil bertepuk tangan. Melihat itu, Soora segera merangkak. Jihan terus bertepuk tangan, membuat Soora jadi makin semangat untuk merangkak.

Dilihat dari panjang tangan dan kaki, sudah jelas Soora bisa merangkak lebih cepat daripada kura-kura itu, jadi sebenarnya perlombaan ini tidak ada arti dan gunanya. Hanya Jihan gabut saja.

Another Side of Father: dksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang