6. Rahasia?

91 9 0
                                    

Happy reading

•••

Katty bangkit dari tidurnya saat waktu menunjukan pukul 5 pagi. Dengan langkah gontai dia menuju kamarnya. Badan gadis itu terasa pegal karena tidur di sofa semalaman.

Namun, entah kesadaran dari mana, Katty justru pergi ke tempat kucing yang dia beli bersama Seno. Tempatnya berada di belakang, dekat dengan kamar Seno.

Setelah sampai di depan kamar kucing itu, Katty membuka perlahan pintu bercat putih. Lampu sudah menyala saat dia memasuki tempat itu. Dapat dia lihat kucing itu masih tidur pulas di tempatnya. Katty hanya melihatnya dari jarak satu meter. Dia belum berani untuk mendekat, takut jika kucing itu bangun.

Kemudian Katty keluar dari ruangan itu setelah cukup melihat kucingnya. Ngomong-ngomong dia belum menentukan nama kucing itu, mungkin nanti bersama Seno akan mencari nama yang cocok untuk kucingnya.

Oh ya, Seno. Katty belum melihat dia dari kemarin. Sepertinya Katty harus memeriksa keadaan Seno. Mungkin saja dia sudah pulang.

Namun saat akan membuka kamar Seno, ternyata di kunci. Entah lah, mungkin Seno memang belum pulang.

Sementara didalam kamar Seno, Dathan yang sudah terbangun sejak tadi mencoba untuk tetap tenang walaupun sebenarnya dia panik karena Seno masih belum bangun juga.

"Kapan bangunnya ini kebo? Apa gue bawa dia ke rumah sakit aja, ya?" Pikir Dathan.

Setelah mengatakan itu, tiba-tiba tubuh Seno menggeliat dan perlahan membuka mata membuat Dathan menghampirinya. Dathan melipat kedua tangannya, menatap datar cowok di depannya.

"Enak gak bro mabok?"

Belum juga sepenuhnya sadar, Seno harus dapat pertanyaan seperti itu. Nyawa Seno belum kumpul masalahnya.

"Enak," jawab Seno seadanya.

"Oh, enak? Enakan mabok ketauan nyokap apa mabok ketauan Katty?" Tanya Dathan, geram.

Mata Seno membulat, kemudian bangkit dari tidurnya. Pandangannya menatap kosong.

"Enak mana?" Dathan bertanya lagi.

Dengan takut, Seno menoleh pada Dathan. "Plis, Than, jangan bilang siapa-siapa. Gue janji gak kaya gini lagi, sumpah!"

"Apa yang gue dapet buat gak bilang siapa-siapa? Dan apa jaminan lo gak ngelakuin hal itu lagi?"

"Lo-lo nanti gue traktir sate padang 100 tusuk!"

"Menarik."Dathan mengangguk-angguk kepalanya. "Jaminannya?" Tanya Dathan lagi.

"Jaminan apa sih, Than. Gak ada. Yang pasti lo bisa pegang janji gue, kalo gue gak akan mabok lagi."

"Kalo misal lo ingkar, lo harus siap gue bilangin ini semua ke Katty sama nyokap lo."

"Katty aja, ya? Nyokap gua jangan, Than. Gue mohon," Lirih Seno.

"Kenapa?"

"Gue gak mau semakin dibenci sama dia, Than."

"Naha kitu?"
(Kenapa gitu?)

"Lo gak perlu tau, ini privasi gue."

"Oh oke," Ucap Dathan.

Mereka berdua terdiam cukup lama. Sampai akhirnya Dathan berkata,"Lo harus buat Katty jalan-jalan sekarang, kalo dia masih di rumah, gue gak bakal bisa pulang ini."

Memang benar, jika Katty masih ada di rumah, Dathan susah keluar dari kamar Seno. Bisa-bisa Katty akan curiga kalo tiba-tiba Dathan keluar dari kamar Seno.

Katty or Lily? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang