22. Teror

56 6 0
                                    

Happy reading

•••

Katty meringis saat membersihkan luka Gallio dengan kapas, sedangkan Gallio terlihat tenang menikmati hal itu. Katty bahkan heran mengapa Gallio terlihat tidak kesakitan sama sekali ketika wajahnya banyak luka.

"Gue masih marah sama lo." Gallio berkata tiba-tiba saat melihat Katty menatap penuh kelembutan padanya.

Katty menatap sekilas ke mata Gallio, dalam hati Katty pun tau jika Gallio marah padanya. Tetapi Katty hanya diam tanpa membalas perkataan Gallio, dia tetap fokus mengobati luka Gallio dengan hati-hati.

Sementara itu Dathan dan Gama sedari tadi hanya memperhatikan pemandangan didepannya dengan perasaan yang sulit di artikan.

"Katt, gue pulang dulu, besok kalo butuh bantuan telepon aja." Dathan bangkit dari duduknya, menatap Katty yang masih sibuk dengan Gallio.

"Telepon saya juga," timpal Gama.

Dathan melirik sinis ke arah Gama. "Ikut-ikutan aja lo," cibirnya.

Gama hanya tersenyum tipis menanggapinya. "Dari pada ikat-ikatan, nanti gak bisa lepas."

Katty menoleh ke arah Gama, gadis itu menatap Gama dengan pandangan tidak percaya, ternyata cowok itu ganteng-ganteng dongo.

•••

Jam sudah menunjukkan pukul 22:36 malam, namun Gallio malah terlelap tidur di sofa rumah Katty setelah di obati luka-lukanya. Melihat wajah damai dan tampan Gallio saat tertidur, Katty sama sekali tidak tega untuk membangunkan cowok itu. Dia justru mengambilkan selimut miliknya untuk menutupi tubuh Gallio.

Katty bahkan melepas sepatu cowok itu dari kakinya agar dia nyaman saat tertidur.

"Lo beneran gak bangunin dia?" Seno bertanya menatap Gallio yang sudah tertidur pulas.

Katty mengangguk. "Kasian, keliatan capek banget kayaknya."

"Yaudah, istirahat juga sana. Lo juga capek," titah Seno.

"Gue mau nunggu disini aja," sahut Katty.

"Ngapain? Gak usah di tungguin, yang ada sakit lo semaleman nunggu disini."

"Enggak lah, strong gue mah." Katty berujar jumawa.

"Halah, sakit baru tau rasa lo." Seno mencibir.

"Gak bakal, udah sana ke kamar."

"Pengen banget berduaan ya lo?" Seno menatap Katty penuh curiga.

Katty tersenyum lebar. "Bisa jadi," ucapnya sambil menatap Gallio yang tengah tertidur pulas disana.

"Gak usah di tatap terus, nanti mukanya berubah, lo kaget lagi."

Katty mendelik. "Yeuh, iri aja lo jones."

Seno memutar malas bola matanya. "Cot bacot bacot bacot bacot cot." Setelah itu Seno melangkah pergi ke kamar meninggalkan Katty yang masih duduk di sofa sebelah Gallio.

Katty or Lily? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang