17. Takut

50 3 0
                                    

Happy reading

•••

Hampir setengah jam Katty menunggu, taksi yang di pesan Gallio sampai saat ini belum datang juga. Katty menatap jalanan yang mulai sepi, para pedagang bahkan sudah mulai merapihkan dagangannya bersiap pulang.

"Aduh, gimana ini? Takut," gumam Katty lirih.

Katty memeluk dirinya sendiri semakin erat, dia takut. Katty takut malam seperti ini, rasanya gadis itu ingin menangis sekarang.

Namun Katty dikejutkan dengan dering dari ponselnya, dengan cepat Katty membuka ponsel itu dan menemukan nama Dathan di sana.

"Halo?" Katty menyapa pelan.

"Lo dimana? Share lok sekarang," ucap cowok itu tanpa basa-basi.

Katty meringis. "Takut, Than."

Terdengar decakan di sebrang sana. "Makanya cepet kirim lokasi lo, keburu tengah malem nanti. Jangan takut, cari tempat yang rame. Gue sampe di sana gak lama," ujar Dathan mencoba menenangkan Katty.

Katty tidak menjawab, dia sibuk mengirim lokasinya saat ini pada Dathan. Setelah dikirim, tanpa basa-basi lagi cowok itu memutuskan sambungannya. Katty menghela nafas panjang, setidaknya ada Dathan yang datang untuk menjemputnya.

Melihat sekeliling sudah tidak ada orang, Katty mengingat perkataan Dathan yang menyuruhnya untuk mencari tempat ramai, gadis itupun menelusuri jalanan mencari tempat aman untuk menunggu Dathan.

Beruntung ada sekumpulan wanita berbaju ketat tengah duduk di sekitar taman, Katty bermodal nekat mendekat pada mereka. Tanpa permisi Katty hanya berdiri tidak jauh diantara mereka.

"Heh! Ngapain lo berdiri disini? Mau ikut nyari mangsa lo?" Seorang wanita berbaju kurang bahan bertanya pada Katty.

Katty diam saja, dia bingung apa yang di bicarakan wanita itu. Mangsa? Apa maksudnya?

"Songong juga ya nih bocil, muka aja polos kelakuan gak jauh beda sama kita," sahut teman wanita itu sinis.

"Iya sama-sama mau jual diri aja belagu," timpal wanita lain sambil terkekeh geli.

Katty yang baru mengerti pun menatap wanita itu tidak terima. "Gue gak jual diri ya! Jangan sembarangan!"

"Halah, terus ngapain lo malem-malem disini? Ini tempat orang jual diri kalo lo mau tau," ucap wanita itu.

"Enggak, gue cuma lagi nunggu temen kok."

"Nunggu temen apa nunggu om-om?" Tanya wanita itu lalu ditertawakan oleh teman-temannya.

Katty diam tidak menjawab, dia berusaha menulikan telinganya. Namun tidak lama, motor seorang pria terparkir di taman. Pria itu cukup familiar di mata Katty, dengan menajamkan matanya katty berhasil mengenali pria itu.

"Itu dokter Farzan?" Gumam Katty bertanya pada dirinya sendiri.

Mata tajam Farzan juga berhasil menangkap tatapan penuh tanya Katty. Bukannya merasa canggung mendatangi tempat seperti ini, Farzan justru tersenyum manis mendekat ke arah Katty.

Katty meneguk slivanya kasar, merasa takut dengan tatapan yang Farzan berikan.

"Hai, kita ketemu lagi," sapanya.

Katty hanya membalas dengan mengangguk kikuk. Situasi macam apa ini? Mengapa dokter itu terlihat sangat mesum saat melihatnya?

"Kamu sedang jual diri? Ayo, saya mau beli kamu." Ucapan pria itu mampu membuat mata Katty membulat sempurna.

Katty or Lily? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang