Happy reading
•••
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tapi Seno masih setia memejamkan matanya. Deswita awalnya ingin datang di jam 10 malam dengan kue ulang tahunnya, tapi saat mendengar Seno tidak sadarkan diri, dia langsung kembali ke rumah sakit.
"Seno, bangun nak." Deswita menggenggam erat tangan Seno yang hangat.
"Sebentar lagi kamu ulang tahun loh, ayo kita rayakan ulang tahun kamu bareng. Kamu udah lama nunggu ini kan sayang? Ayo bangun dulu," tutur Deswita, lirih.
Suara monitor terus berbunyi mengisi kesunyian malam ini. Hanya Deswita yang menunggu Seno didalam, sedangkan Gallio, Dathan dan Gia berada diluar.
Pintu ruangan terbuka menampilkan sosok dokter yang menangani Seno. Raut wajah dokter Nazla terlihat tidak tenang, membuat perasaan Deswita semakin tidak menentu.
Dokter Nazla menatap sendu wajah Seno yang semakin pucat dan tubuhnya penuh alat-alat untuk keselamatannya. Sedih sekali rasanya karena hidup Seno sekarang bergantung dengan alat-alat yang ada ditubuhnya.
"Seno kritis bu, yang bisa kita lakukan sekarang hanya berdoa dan berserah pada Tuhan." Dokter Nazla berucap pada Deswita yang ada disampingnya.
"Enggak! Jangan bilang gitu, anak saya pasti bakal sehat lagi!" Tangis Deswita pecah.
"Kondisi jantungnya yang semakin parah, saya gak bisa menjamin keselamatan Seno." Sangat sulit sebenarnya mengatakan hal itu, tapi dia harus mengatakannya sebelum terlambat.
Deswita semakin menangis mendengar penuturan dokter itu, tangannya mengepal kuat. Hatinya merasa sakit. Mengapa saat dirinya mencoba berdamai dengan keadaaan, tuhan harus memberi cobaan seperti ini? Deswita memukul kepalanya sendiri berkali-kali, dia merasa menyesal.
Dokter Nazla panik melihat itu, dengan cepat dia memeluk Deswita dan menenangkannya.
•••
Tengah malam, kondisi Katty semakin membaik. Dia mulai merespon dengan tangannya yang bergerak. Namun anehnya dia tak kunjung membuka matanya, hal itu membuat para dokter merasa ada yang janggal dan melakukan pengecekan kembali.
Setelah melakukan pengecekan itu, ternyata 2 mata Katty mengalami kerusakan akibat kaca spion motornya yang pecah dan masuk melukai kedua bola matanya.
Mendengar kabar tersebut dari dokter yang menangani Katty, Deswita semakin menangis, matanya sudah bengkak sekali akibat menangis terlalu banyak.
"Jadi dok mata Katty buta?" Tanya Dathan pada dokter laki-laki itu.
"Benar, pasien mengalami kebutaan permanen. Pada luka di mata kirinya masih 60%, tapi untuk mata kanan sudah 97%, jadi ada kemungkinan mata kirinya masih bisa sedikit melihat walaupun sangat buram," jelas dokter itu.
Gallio mematung ditempatnya. Dia mencoba mengingat kembali saat Katty mengalami kecelakaan, memang saat itu mata Katty mengeluarkan darah. Namun Gallio kira itu luka biasa, tapi ternyata itu mengancam penglihatan gadisnya.
"Apa gak ada cara buat sembuhin itu dok?" Tanya Gallio kemudian setelah terdiam cukup lama.
"Tentu bisa, dengan penetrating Keratoplasty, yaitu operasi transplantasi dimana seluruh lapisan kornea pasien diganti dengan kornea yang baru." Dokter itu menjeda. "Namun bisa juga dengan lamellar keratoplasty, transplantasi nya hanya sebagian dari kornea yang terganggu akan diganti. Kita lihat dulu seberapa parah lukanya, baru nanti kita lakukan tindakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Katty or Lily? (Revisi)
Teen FictionCover by : pinterest. _____ "Gue juga kasih dia kucing, tapi kenapa dia tetep gak sayang sama gue?" Kattya Valonia Jasmine, cewek yang takut sama kucing tapi suka sama orang pencinta kucing. Kebayang tidak susahnya beradaptasi dengan kucing-kucing m...