Extra chapter I : Surat dari Seno

54 4 0
                                    

Happy reading

•••

Pemakaman Seno sudah dilakukan hari ini. Tanpa di hadiri adik kecilnya karena Katty belum membuka mata setelah menjalankan operasi untuk matanya.

Iya, Seno yang telah mendonorkan kedua matanya untuk Katty. Bukan hanya itu, Seno juga memberi pesan kepada dokter Nazla agar jika dirinya tidak bisa bertahan maka ambil organ yang masih berfungsi dan di berikan kepada seseorang yang membutuhkan.

Awalnya dokter Nazla menolak, namun Seno tetap keukeuh ingin melakukannya. Dan alhasil dokter Nazla menuruti permintaan terakhir mendiang Seno.

Ginjal adalah organ Seno satu-satunya yang masih sehat, dan hal itu sangat di syukuri oleh pihak keluarga seseorang yang tengah membutuhkan organ itu untuk anaknya. Dan beruntungnya lagi, ginjal Seno cocok dengan seseorang itu. Dan pada saat Seno menghembuskan napasnya, selang beberapa jam, para dokter langsung melakukan operasi untuk memindahkan kedua ginjal Seno kepada orang tersebut.

Hal itu sudah di bicarakan oleh pihak keluarga Seno, pada awalnya Deswita tidak terima, namun karena itu adalah keinginan Seno dan permintaan terakhirnya maka Deswita tidak bisa berbuat apa-apa. Alhasil, operasi tersebut akhirnya dilakukan.

"Gak nyangka gue Seno udah gak ada," ujar Dathan tiba-tiba membuat Gallio menoleh.

Saat ini yang berada di pusara itu hanya Gallio dan Dathan.

"Gue juga," balas Gallio pelan, matanya menatap kosong.

"Dia baik banget ya, udah gak ada aja masih mikirin hidup orang. Sampe sempet-sempetnya donorin ginjal buat orang lain," tutur Dathan, merasa terharu dengan Seno.

Dathan menghela napas berat. "Gue takut Katty syok denger kabar Seno udah gak ada, takut dia drop. Apalagi kalo dia tau kalo Seno donorin matanya," lanjut Dathan, matanya menatap sendu batu nisan Seno yang masih baru.

"Tapi mau gak mau Katty juga harus tau, cuma kita kasih waktu buat dia pulih dulu."

Dathan mengangguk setuju dengan ucapan Gallio, kemudian tangannya merogoh kantong celananya, mengeluarkan sesuatu disana.

"Dokter yang nanganin Seno nitipin ini ke gue, katanya ini surat buat Katty." Tangan Dathan menyerahkan surat itu pada Gallio.

Gallio menerimanya, matanya menelisik surat sederhana dari Seno.

"Apa lo mau kasih suratnya sekarang?" Tanya Dathan.

Gallio menggeleng. "Nanti, kalo keadaannya udah membaik baru gue kasih."

Dathan mengangguk setuju. "Gue mau pulang, mau samperin Gia dirumah Katty. Lo mau ikut gak?"

"Duluan aja, gue ada keperluan lain."

"Yaudah, gue balik ya." Dathan pamit, kemudian melangkah pergi dari sana.

Kini tersisa Gallio disana. Tangannya mengepal keras, hatinya terasa sesak. Air mata jatuh mengingat kembali momennya bersama Seno.

Gallio memeriksa surat ditangannya, ternyata di balik tulisan surat untuk Katty terdapat surat kecil dibaliknya. Dengan penasaran Gallio membuka surat itu.

Tubuhnya termenung saat menatap bacaan di surat itu. Ternyata surat itu di peruntukkan untuk Gallio sendiri.

Dari gue, buat Gallio.

Sebenernya gue gak mau bikin surat buat lo, tapi gue punya banyak permintaan ke lo jadi terpaksa deh gue bikinin walupun tangan gue udah gemeteran hahaha.

Katty or Lily? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang