27. Sick

68 4 0
                                    

Happy reading

•••

Katty menatap wajah lesunya di kaca spion motor miliknya. Hari sudah sore, sebenarnya tadi dia berniat untuk mencari kucing Gallio. Namun entah kenapa hatinya justru mengantarkan Katty ke rumah baru ayahnya.

Sebuah pemakaman di daerah tidak jauh dari rumah Katty menjadi peristirahatan terakhir ayahnya. Tanpa bisa di cegah, air mata Katty turun saat menyentuh nisan ayahnya, bahkan gadis itu sampai terisak.

"Ayah," panggil Katty parau, yang mustahil dijawab oleh siapapun.

"Kattya capek, mau peluk ayah." Katty mulai mencurahkan isi hati yang selama ini tidak dia ceritakan pada siapapun.

Tangannya bergerak mengusap batu nisan itu, sambil membayangkan ayahnya berada di sisinya.

"Aku sekarang punya pacar, ayah jangan marah ya, kan aku lusa 18 tahun." Sedikit kekehan terdengar di sana.

"Tapi ayah, sikap dia buat Kattya bingung. Dia labil, gak kayak ayah yang tegas. Kalo ayah masih ada, Kattya mau banget ayah marahin dia. Ayah sih kenapa pergi duluan, padahal Kattya belum nikah." Bibir Katty mengerucut sebal, tapi bagaimanapun saat ini Katty sudah berdamai dengan takdirnya.

"Ayah, kucing Gallio ilang gara-gara Kattya, dia marah sama Kattya. Dia tambah cuek, Kattya gak suka." Katty berbicara sambil membersihkan rumput yang ada dimakan ayahnya.

"Ayah tau gak? Kattya difitnah nampar temen Gallio, padahal aku cuma nampar Karina kok," ucap Katty, dia cekikikan lucu.

"Maaf ya ayah, abis dia ngeselin, apalagi si Lily kayak shibal."

Bibir mungil Katty terus menceritakan hal-hal yang sudah dia lalui. Sampai tidak terasa gadis itu sudah setengah jam berada disana, namun rasanya Katty tidak ingin pergi dari tempat ini.

Keadaan makam sore ini sangat sepi, di tambah dengan langit yang mendung, membuat suasana hati Katty merasa nyaman dan ingin berlama-lama disini dengan ayahnya.

Namun saat Katty melirik sekitar, dia dibuat terheran saat melihat seseorang yang mengenakan gaun terbuka yang indah yang wajahnya tertutup oleh masker tengah berdiam diri tidak jauh dari makam ayahnya. Dia menangis terisak.

Katty iba, dia sangat merasakan apa yang tengah terjadi pada perempuan itu. Kehilangan orang yang kita sayang adalah suatu hal yang sangat menyakitkan.

Dengan pelan, Katty menghampiri perempuan itu, kemudian mengelus lembut punggungnya.

"Hey, kamu okey?" Tanya Katty mencoba menenangkan.

Perempuan itu menggeleng pelan.

"Aku tau apa yang kamu rasain, pasti berat ya jadi kamu? Gapapa, semuanya pasti baik-baik aja." Katty terus mengusap punggung perempuan itu.

"Tuhan gak bakal kasih ujian yang gak sesuai sama kemampuan kita, kamu tau itu kan?" Tanya Katty lagi pada perempuan yang masih terisak dan menunduk.

"Tapi dia gak ngelakuin itu ke gue, tuhan selalu kasih hal yang buat gue sakit aja. Dia gak sayang sama gue." Setelah sekian lama terdiam dan menangis, perempuan itu merespon apa yang Katty katakan.

Namun entah kenapa, suara itu agak familiar di telinganya. Katty merasa Dejavu. "Kita pernah ketemu ya?" Katty bertanya dengan penuh rasa penasaran.

Terlihat perempuan itu menatap Katty, ada rasa terkejut diwajahnya. Namun tidak lama dia kembali menunduk menatap nisan yang tidak Katty ketahui.

Selang beberapa detik perempuan itu membuka masker yang dia gunakan, lalu kembali menatap Katty. Hal itu tentu membuat Katty sangat terkejut, karena dia adalah orang yang Katty cari selama ini.

Katty or Lily? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang