11. Kentut Gia

56 5 0
                                    

Happy reading

•••

Katty, Gia dan Dathan mendapat akibat yang buruk oleh ulah yang mereka lakukan. Ternyata ucapan Gallio tidak main-main saat akan mengadu pada BK. Itu salah mereka tidak menurut dengan apa yang cowok itu katakan.

Akibat dari itu semua, kini mereka di hukum di tengah lapangan setelah upacara selesai dilakukan. Mereka bukan hanya di suruh hormat pada bendera, tapi juga harus membersihkan kamar mandi.

"Ini semua gara-gara bocah songong itu," ucap Dathan pelan.

Keringat cowok itu sudah bercucuran karena cuaca hari ini sangat cerah. Mata Dathan melirik Katty sinis. Merasa kesal saat mengetahui sahabatnya ini berpacaran dengan Gallio.

"Dapet dari mana lo cowok modelan kayak dia? Udah songong, gak jelas, sok ngatur lagi," cibir Dathan ketus.

"Apaan sih, Than? Gak jelas banget lo," sahut Katty merasa tidak terima dengan ucapan Dathan.

Dathan berdecak kesal. "Kalo dia gak ngadu, kita gak bakal ada disini, Katt. Lagian emang dia gak kasian ngeliat lo panas-panasan kayak gini?" Dathan bedecih. "Katanya pacar, masa tega?" Lanjutnya.

Katty tidak membalas perkataan Dathan. Ada benarnya juga. Kenapa Gallio tega membuatnya di jemur seperti ini?

"Udah-udah. Ini kan emang salah kita, jadi harus tanggung resikonya. Lagian—" ucapan Gia terpotong saat melihat Katty seperti akan jatuh ke sampingnya.

"Katt? Kamu gapapa?" Tanya Gia khawatir.

Katty menggeleng. "Gapapa-gapapa, cuma oleng dikit."

Dathan hanya menoleh sekilas. Entahlah, Katty membuat susana hatinya tidak baik. Maka dari itu Dathan seolah tidak peduli, padahal melihat Katty terlihat pucat, Dathan sangat ingin membawa gadis itu ke UKS sekarang juga. Tapi gengsinya sangat tinggi saat ini.

Kini atensi mereka bertiga tertuju pada guru BK yang tengah berjalan menghampiri mereka.

"Kalian boleh keluar lapangan sekarang, terus bersihin kamar mandi. Katty sama Gia kamar mandi, kalo Dathan bersihin perpus. Mengerti?"

"Iya, Bu." Mereka menjawab pelan.

"Yaudah sekarang kerjakan, habis itu kalian temui saya di ruang BK untuk ambil surat keterangan." 

Dathan dan Gia mengangguk. Sedangkan Katty hanya diam, rasanya perut Katty ada gejolak yang membuatnya tidak nyaman. Namun sebisa mungkin Katty berusaha terlihat baik-baik saja.

Guru itu pergi, membuat mereka berjongkok. Bahkan Katty sudah terduduk lemas di lapangan. Rasanya baru kali ini Katty merasakan hukuman yang membuatnya terlihat lemah. Biasanya tidak. Jangan salah, Katty langganan BK. Tapi yang membuatnya di hukum bukan karena bolos, tapi seperti melanggar aturan atau telat.

"Ayo deh, Katt. Biar cepet, aku udah pengen makan. Laper banget," keluh Gia sambil memegang perut kecilnya.

Katty mengangguk, kemudian bangkit dari duduknya. Namun sial, tubuhnya oleng. Tapi berhasil Katty seimbangkan. Darah rendahnya kambuh di saat seperti ini, sangat menyebalkan.

"Katt, kamu beneran gapapa?" Gia memegangi lengan Katty.

"Gapapa, udah ayo. Gue pengen cepet-cepet, capek banget rasanya."

Gia mengangguk ragu. Mereka kemudian berjalan beriringan meninggalkan Dathan yang juga menatap khawatir punggung Katty yang mulai menjauh.

"Selama ini gue nungguin lo, sia-sia dong, Katt?" Gumam Dathan lirih.

Katty or Lily? (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang