Ch - 20

4.8K 259 12
                                    

Hay semuanya.. Thor maunya double update kemarin, dan dua hari yang lalu Thor udah update, tapi ternyata pas Thor cek, belum ke publish.. kemungkinan masalah sinyal, soalnya Thor lagi di kampung Thor di Buleleng, daerah gunung jadi ya maklum susah sinyal.

Thor sorry banget ya.. untuk update kali ini agak berkendala..

So enjoy this chapter guys..

.
..
.
.
...
.
.
..
.
.
...

Merasa semakin terganggu, Ara pun membalikkan badannya, lalu membuka matanya perlahan, saat ia melihat dalang yang membuat tidurnya terganggu, bukannya marah... Ara malah menatap dalam mata biru di depannya itu, dan tak lama mata Ara pun mulai berkaca kaca...

"Tuan Marcus..." Ucap Ara lirih..

"Tapi masak sih ini tuan Marcus, pasti Ara lagi mimpi.." ucap Ara sambil memandangi Marcus, yang masih diam, menunggu apa yang akan dilakukan Ara selanjutnya.

Tangan Ara pun mulai mengelus wajah Marcus, dari dahi, turun ke mata, lalu hidungnya yang kokoh dan mancung.. lalu turun ke bibirnya yang tipis namun sexy, terdiam sebentar, 'cup'  lalu Ara dengan berani mengecupnya singkat.

Mata Marcus membesar sejenak.. namun dengan cepat Marcus kembali mempertahankan wajah dinginnya..

"Hihi.. manis ya.." girang Ara setelah mengecup bibir Marcus.

Tangan Ara lalu turun ke jakun Marcus, dan meremas gemas benjolan itu, perlakuan itu sukses membuat Marcus menggeram dan memejamkan matanya..

Berlanjut tangan Ara turun ke dada Marcus membuat pola abstrak disana yang lagi lagi membuat Marcus menggeram sambil memejamkan matanya..

'apa dia sedang berusaha menggodaku?" Batin Marcus.

"Kayak asli ya.." ucap Ara dengan matanya yang sayu..

'saya memang asli kau pikir saya ini palsu?' batin Marcus geram

" Gapapa deh keknya kalo Ara peluk" ucap Ara, lalu setelahnya langsung memeluk Marcus, dan membenamkan kepalanya di dada Marcus.

"Tuan.. Ara riinduu.. hiks.. tuan perginya lamaaa!, Babies juga kangen tau.. ya nggak babies? (Menjauhkan dirinya sejenak, lalu menunduk melihat perutnya) 'iya mommy..' (menirukan suara anak kecil)  tuh kan.. tuan denger kan.." ucap Ara sambil menatap ke arah mata biru Marcus.

Begitupun Marcus ia menatap mata bulat Ara yang kini terus mengeluarkan air mata, 'beginikah rasanya dirindukan seseorang? Rasanya..  unik..' batin Marcus.

Ara kembali memeluk Marcus, "tuan kapan pulang? Ara kangen.. sering sering datang ke mimpi Ara kayak gini ya.. biar bisa Ara peluk peluk.." ucap Ara sambil mengeratkan pelukannya dan semakin membenamkan kepalanya di dada bidang Marcus..

Marcus tidak tahan lagi.. Marcus pun membalas pelukan Ara, dengan tak kalah erat.

"Wahhh.. sekarang tuan bisa bales pelukan Ara yahh.. cobak aja ini nyata..." Ucap Ara, yang matanya kini mulai memejam lagi.. pertanda ia nyaman dengan pelukan hangat yang diberikan oleh Marcus.

Marcus pun tersenyum, "ini nyata sayang.." ucap Marcus dengan suara baritonnya yang khas..

"Wahh.. tuan Marcus dalam mimpi suaranya juga sama ya.." takjub Ara, masih dengan kepala yang terbenam di dada Marcus.

Marcus terkekeh geli, lalu menjauhkan badan mereka berdua, lalu mengangkat wajah Ara sejajar dengan wajahnya..

Mata bulat Ara, bertemu pandang dengan mata elang Marcus.. "ini saya..  bukan mimpi.." ucap Marcus sambil menatap mata bulat Ara.

Denyara And 3 Handsome Beast  (Transmigrasi Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang