"Baik sekarang kita lihat.. wahh.. perkiraan saya ternyata benar.." ucap dokter Irma girang
"Ada apa dok?" Tanya Marcus yang tak mengerti
"Ini******
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
"Ini.. bisa di perhatikan di layar, terdapat 3 titik hitam.. itu adalah janinnya.. memang di trimester pertama masih berbentuk gumpalan darah, jadi kelihatannya seperti ini.." ucap dokter Irma
"Oooh.. eh?! Apa apa dok?" Ucap Ara dan Xavier berbarengan.. setelah mengucapkan itu mereka pun saling menatap, lalu kembali menatap ke layar.
Dokter Irma, terkekeh geli melihat kekompakan mereka.. "iya, ketiga titik hitam itu adalah janinnya, selamat ya nona Ara, tidak banyak lho yang hamil tiga anak sekaligus.." ucap dokter Irma.
Ara terisipu sebentar, lalu kembali bertanya karena bingung, "hehe.. em.. dok, saya beneran hamil tiga ek.. ekhem.. maksud saya tuh, tiga janin? Yang bakal jadi bayi? eh?" Ucap Ara berbelit Belit, yang membuat semuanya bingung, begitupun dengan Ara sendiri.
'yaiyalah ni janin jadi bayi.. emang jadi apa lagi? Balik jadi cebong? Kan kagak mungkin.. hahhh' batin Ara
Lagi dan lagi dokter Irma terkekeh, namun sekarang bedanya bukan hanya dia, tapi ketiga monster tampan kita juga ikut terkekeh geli..
Ara yang mendengarnya pun makin ingin menenggelamkan dirinya di kolam susu.. biar aesthetic you know..
"Iya nona.. itu adalah janin alias bayi.." jawab dokter Irma
"Tapi kan dok.. biasanya kan cuma 1 kan? Trus kalo 3 emang muat?" Tanya Ara.
"Muat dong.. kan perutnya Ara elastis.." ucap dokter Irma
"Tapi dok gak bakalan meledak kan?" Tanya Ara yang mungkin otaknya sudah melempem.. jadi ya itu.. begonya keluar..
Oke cukup, Xavier tidak bisa lagi menahannya... Xavier pun tertawa kencang, sedangkan Edgar dan Marcus, menggelengkan kepalanya mereka merasa heran dan malu.
"Yahh paling bolong dikit perutnya.." ucap dokter Irma sambil bergurau, tapi Ara menganggap itu serius..
"Trus kalo bolong diapain dong dok??" Tanya Ara panik
"Ppff, yaa di tembel lah.."
"Iihhh trus tembelnya pake apa dok??"
"Pake lakban, tuhh saya sudah siapkan!"ucap dokter Irma sambil menunjuk lakban hitam di ujung ruangan, sebenarnya itu milik tukang bersih bersih yang ketinggalan tadi..
"Aaaa...masa sih begitu ihhh gamaaauuuu.." rengek Ara yang sekarang sudah dirapikan bajunya dan duduk di atas brankar, bahkan mulai terlihat air mata yang mengenang, dan siap meleleh..
1 2 3 "hwaaa......" Tuh kan.. bener kan.. Ara langsung menghambur ke pelukan Marcus yang berada paling dekat dengannya..
Modus njirrr.. bilang aja biar di peluk cogan -_-
"Tuaann.. Ndak mau.. perutnya bolonggg.. hwaaaaa... Masa ditembel nanti.. jelekk.. hiks hwaaa.." adunya ke Marcus..
Sedangkan Xavier yang tadinya sudah bisa mengendalikan dirinya, kini kembali tertawa heboh, bahkan Edgar dan Marcus pun kembali tertawa.. astaga.. anak SMA saja tau kalau hamil, perut tidak akan bolong atau meledak, hanya karena hamil, kecuali gak sengaja nelen bom gitu.. nah baru dah tuh bisa meledak.. ada ada aja.. kurleb seperti itulah pikiran mereka..
Walau lucu, tapi tetap saja kasihan nangisnya gak selesai selesai dari tadi.. jadi dokter Irma pun langsung angkat bicara..
"Maaf ya nona.. saya cuma bercanda kok.. lagian tubuh seorang wanita itu memang sudah diciptakan sebagai mana mestinya oleh sang pencipta, seperti hamil, tubuh perempuan sudah diciptakan bersamaan dengan kelebihan itu nona.. jadi mau 3, 4, maupun 11 anak pun, tubuh nona bisa menyesuaikannya.. jadi tidak ada yang namanya meledak ye nona.." ucap dokter Irma menenangkan Ara
KAMU SEDANG MEMBACA
Denyara And 3 Handsome Beast (Transmigrasi Series 1)
FantasiIni tentang Denyara Affansha, gadis cantik berusia 16 tahun, si drama queen yang hidupnya penuh dengan drama, nah saking dramaknya hidup ni cewek satu, sampe sampe dia masuk ke novel yang baru dia baca, kurang dramak apa lagi coba hidupnya.. mau ta...