Ch-16

4.2K 254 9
                                    

Dor!!!

Dor!!!

Marcus refleks menarik dan mendekap Ara, namun naasnya membuat rujak Ara yang masih tersisa banyak, jadi jatuh..

'njirrr.. pengen makan rujak pun tak tenang.. kenapa sihh?? Punya masalah hidup apa siihh.. haaah.. rujak gueeee" batin Ara sambil menatap nanar ke arah rujaknya..

_________------_____++_____---_____++____

Situasi kian memanas.. para bodyguard turun dan aksi tembak menembak pun tak dapat dihindari.. Marcus pun mengamankan Ara, membawanya kembali ke mobil..

Para anak buah mereka pun membukakan jalan untuk mobil mereka.. untuk pergi lebih dulu.

Hening.. tidak ada satupun dari mereka yang membuka suara, hingga mobil pun sampai di mansion.

Mereka keluar satu persatu.. yang terakhir adalah Ara, ketika menginjakkan kakinya keluar, entah kenapa ia merasakan kram perut luar biasa, Ara oleng dan hampir saja terjatuh jika saja tidak ditangkap oleh Edgar.

"Auchh, ssshh" runtuh Ara sambil memegangi perutnya

"Ara! Hey!" Ucap Edgar panik.

Marcus dan Xavier yang sudah jalan duluan, berhenti dan menoleh kebelakang.. 

"Oh shit!" Ucap Xavier dan berlari ke tempat Edgar

Sedangkan Marcus, ia menelpon dokter Irma untuk datang dan memeriksa Ara..

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



Sebulan kemudian~

Ara POV on

Seminggu setelah kejadian itu, mereka bertiga pergi untuk perjalanan bisnis..

Hingga sekarang mereka masih belum kembali.. haaahh.. terasa sangat membosankan..

Kalau dihitung hitung bukan kah jika mengikuti alurnya, ini adalah saatnya dimana Denyara asli, mengaku hamil anaknya Darren, hingga membuat si Sunny yang sedang hamil itupun mengalami keguguran dan itu merupakan awal mimpi buruk kematiannya yang berawal dari situ.

.
.
.
.
.
.
.

Hari berganti malam, sedikit info saja, para maid disini, tidak ada yang ramah sama gue, mereka berpikir gue cuma jalang yang disembunyikan bos mereka.. aiihh.. muka muka sombong mereka itu bener bener jengkelin banget..

Sudah seminggu ini gue jarang makan malam, entah kenapa sudah seminggu ini morning sickness gue makin parah, gue gak cuma muntah saat pagi, siang, bahkan malam juga, dan kram perutnya juga lebih intens, gue bener bener over thingking, gue takut kandungan gue kenapa kenapa, pengen periksa, tapi gue gak boleh keluar dari mansion ini, dan walaupun gue bisa keluar, gue gak punya uang, buat periksa..

Entah kenapa gue jadi pengen mereka cepet selesai urusan bisnisnya.. cepet balik lagi.. entah kenapa walau perkataannya nyakitin, tapi gak bisa dipungkiri, mereka satu satunya yang bisa gue anggep keluarga dan yang bisa gue andalin.

"Huk... Huweek.. huwekk .." rasa mual itu kembali datang.. gue lari ke toilet dan muntahin cairan bening itu lagi, rasanya lebih lemas dari biasanya. Perutnya juga lebih melilit dari pada biasanya.

"Ya Tuhan, sakitt.. hiks.. Auh.. ssshh tolong.." ucap Ara lirih.

Ara POV end

.
.
.
.
.
.
.

Denyara And 3 Handsome Beast  (Transmigrasi Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang