CHAPTER 21

107K 6.6K 2.2K
                                        

"Bukan membela anak itu. Tetapi aku tidak yakin dia memiliki niat busuk kepada kedua trah kita. Dia hanya anak perempuan yang tumbuh dengan bertumpuk-tumpuk luka."

Istri Kapten Komandan Navy SEAL ini, Cutter Angel, dengan santai ia mengutarakan apa yang ada di kepalanya. Seperti katanya, dia bukan membela.

Lucien menelan makanannya di mulut kemudian melirik kepada Cutter. Senyum tipis tercipta di bibirnya. "Bukankah kalian berdua mirip?"

Jika ada yang berani mengangkat alisnya sinis kepada sang Kapten Komandan Navy SEAL, Cutter Angel-lah orangnya.

"Dibandingkan denganku, Narra jauh lebih baik. Jangan melupakan kisah bahwa aku menjerat mati hati pangeran sulung trah Scott, putra pemimpin Pentagon sampai dia rela berkhianat demi seorang putri perompak Somalia," lontar Cutter. Memberi seringaiannya pada Lucien dan suaminya terkekeh.

"Kau perempuan brutal," timpal Lucien. Masa-masa itu takkan pernah ia lupakan. Kisahnya bersama sang istri terlampau abnormal, penuh hasrat sekaligus ke-toxic-an yang luar biasa.

"Itulah yang membuatmu memilihku." Cutter membalas.

"Bukankah kau yang mengincarku dan lebih dulu jatuh cinta padaku?" Mimik Lucien datar namun pancaran matanya tersenyum.

"Fuck you." Cutter memberi kedua jari tengahnya kepada Lucien. "Aku hanya menjalankan perintah misi, dan kau justru terlena pada permainanku." See? Tidak ada yang berubah, dia tetaplah Cutter Angel.

Singkat Lucien mengulum senyum. Menenggak air di gelas dan kembali memandang istrinya yang mengunyah santai. "Bagaimana aku tidak terlena dan mengejarmu? Kau selalu membalas pukulanku dengan lebih kuat alih-alih menangis. Aku tak acuh, kau pun tak acuh. Bukannya senang kukejar, kau justru memintaku tuk menjauh."

Lucien tak dapat menahan senyumnya. Dia tersenyum sementara Cutter menatapnya dengan satu alis kembali terangkat sinis. "Wanita brutalku," sambung Lucien. Menggoda secara halus. Jangan lupakan fakta bahwa mereka pasangan anti romantic.

"Hentikan. Aku geli." Cutter mengunyah dan kali ini dialah yang menahan senyum.

"Senyum saja, tidak usah ditahan—" Perkataan Lucien putus begitu seorang pelayan datang menghampiri meja makan dengan mimik khawatir.

"Maaf, Nyonya. Tuan Rainer ingin bicara dengan Anda." Dengan sikap penuh sopan si pelayan menyodorkan ponselnya kepada Cutter.

Lebih dulu Cutter menandaskan air minumnya di gelas, kemudian mengambil ponsel dari tangan pelayan lalu dia tempelkan di telinga. "Halo? Ini Ibu,"

Hening beberapa saat. Lucien menyipit memperhatikan ekspresi wajah istrinya, dan si pelayan yang terus menunduk sopan. "Ada apa?" tanya Lucien.

Tanpa mengatakan apa pun Cutter langsung memutus panggilan dengan sepihak. Kini dia menatap suaminya begitu datar. "Polisi menahannya. Dia menabrak dan menghancurkan mini market."

Apa mau dikata. Bukan hanya sifat, kelakuan Rainer Jace Scott pun benar-benar merupakan copy paste asli ayahnya. Memang benar buah jatuh takkan jauh dari pohonnya.

****

Two weeks later ....

Pernikahan. Satu kata dan sebuah komitmen yang tak pernah Sanzio bayangkan sebelumnya akan ia jalani. Tidak sampai di mana ia berjumpa dengan Narra yang secara langsung meminta dinikahi olehnya.

SENSATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang