Dia harus bahagia

15.8K 552 7
                                    

Saat ini cahaya tengah berpikir keras,dia harus memilih dua opsi

" Ayo cepat sebentar lagi sore,kamu mau layani saya di ranjang setiap hari atau belajar ngaji dengan saya setiap hari?"

" Ya Allah ini benar benar pilihan yang sulit,kalau pilih yg itu enak sih pengen rasain juga udah lama gak di bikin enak ,minesnya tiap hari lagi apa gak kendor barang gue dibuatnya"

" Yang satu lagi aduh bener bener berat,masa seumuran gue di suruh ngaji sih,kan maluuu,tapi kalau gak di terima barang gue kendor dong"

Cahaya bergumam kebingungan,dia sampai meremas kepalanya uring-uringan di kasur.

"Saya hitung sampai 3 kalau kamu gak jawab pilihan mu,saya putuskan opsi satu ya....harus layani saya setiap hari" ucap Zaidan dengan menekankan 'kata setiap hari'

" Satu"

Cahaya menutup matanya takut memberikan keputusan.

" Dua"

" Tig...."

" IYA GUE MAU NGAJI!!!" katanya lantang, keputusan cahaya berhasil mengulas senyum di bibir Zaidan.

Zaidan mengacak acak rambut cahaya tertawa senang "pinterr..."

"Tapi kalau minta opsi satu boleh gak,jangan setiap hari tapi...." tanya cahaya mengedip ngedip kan matanya genit

" Ihhh Astagfirullahadzim"Zaidan sampai merinding melihat kedipan maut istrinya.

|••••••••••|

Hari ini Cahaya di suruh ikut ke Masjid untuk sholat Maghrib berjamaah.

Cahaya mengikuti Zaidan dari belakang yang akan menuruni tangga.

" Emang harus berjamaah ya beb?" Zaidan tak habis pikir kenapa cahaya selalu memanggil nya aneh aneh.

"Bisa tidak buat panggilan yang tetap jangan aneh aneh,kemarin tuan,nanti pak habis itu Gus nanti lagi sayang sekarang beb,kamu sebenarnya manggil saya apa?"cahaya menyengir kuda,sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya honey akan ku usahakan mencari nama yang tepat"

" Tuh kan ganti lagi" Zaidan hanya bisa geleng geleng kepala di buatnya.

Melihat Zaidan dan cahaya turun,Abah menghampiri mereka " Zaidan,apa tadi adikmu Izzah sudah pulang?" Tanya Abah sedikit khawatir.

" Zaidan Nggak lihat bah,emang kenapa?"

" Izzah belum pulang dari tadi,ini sudah hampir Maghrib Abah khawatir" ummi juga begitu,dia duduk termenung sambil memegang kanisa di pangkuan nya.

" Abah sudah telphon tapi tidak tersambung,coba kamu cari dia nak" Zaidan mengangguk patuh dan baru akan melangkah keluar,yang di cari sudah datang,tapi tidak sendiri.

" Assalamualaikum,Abah" Izzah langsung berlari ke pelukan ayahnya,dan menangis sesegukan.

Zaidan menatap tajam pria yang mengantar Azizah pulang dengan keadaan tidak baik baik saja.

" Kau apakan adikku Abelardo?!!!" Zaidan yang tersulut emosi langsung menarik kerah baju Abelardo.

"Hey tenang lah kawan, semuanya tidak seperti yang kau pikirkan"

Cahaya jadi panik dan berusaha melerai suaminya "tuan jangan gegabah, dengerin dulu tuan Abelardo"

Zaidan perlahan melepaskannya,dan menghampiri adiknya" apa yang dia lakukan? Apa dia menyakiti Izzah, jangan takut zah mas akan berikan pelajaran padanya!" Izzah langsung memeluk sang kakak

Jalang yang di khitbah anak kiyai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang