Masalah besar

7.3K 340 14
                                    

Cahaya membuka koper lamanya dan mengambil sebuah tasbih dari sana

"Apa ini tasbih yang Aditya buat? Kalau iya gue bakal balikin nanti" dia melihat ukirannya begitu unik

Cahaya akui dia belum Pernah melihat tasbih sebagus itu,Aditya benar benar teliti membuatnya sampai sampai wanginya masih tercium hingga sekarang.

Tasbih itu di masukkan ke tasnya akan dia kembalikan nanti

Dari jendela kamar Cahaya melihat Zaidan yang tengah mengawasi Aditya melaksanakan hukumannya di bawah sinar matahari yang terik,Zaidan menghukumnya untuk menuliskan surah Nuh ayat 10 sebanyak 100 kali di atas kertas.

"Aditya menitipkan anaknya pada orang yang tepat" lirihnya sembari tersenyum melihat mereka di bawah

Setelah mendengar cerita dari Azizah membuat cahaya bangga pada cara Zaidan mengurus Aditya, walaupun di usianya yang waktu itu masih muda dia tetap bertanggung jawab,bisa saja dia memberikan Aditya pada orangtuanya untuk di asuh tapi Zaidan tetap lah Zaidan,pria yang selalu menepati janjinya.

Cahaya menyipitkan matanya, melihat ustadzah Aira mendekat dan seperti nya membicarakan sesuatu kepada Zaidan

"Apa yang ustadzah gamon itu omongin ya?"

Tapi cahaya tak ambil pusing,dia ada janji dengan Siska jadi dia akan bersiap pergi saja.

"Alhamdulillah kalau istri saya tidak merepotkan anda,jadi bagaimana perkembangannya sekarang?"

Dengan pandangan menunduk Aira menjawab pelan" Caca sangat rajin dalam bertanya sesuatu yang dia tidak tau, seperti nya dia sangat senang menulis dan membaca. sekarang dia lebih antusias dari pertama kami bertemu,apa lagi saat mapel matematika dia begitu semangat menghitung,saya senang dia tidak begitu terlalu merepotkan"

Mendengar pernyataannya,ada rasa bangga yang Zaidan rasakan dia jadi tersenyum lebar dan baru ini Aira melihat Zaidan tersenyum di depannya

"Manusia seperti ini yang kamu sia sia kan cahaya,dia begitu sempurna" batin Aira melihat wajah Zaidan sangat kagum

"Astaghfirullah hal adzim" dia dengan cepat mengalihkan pandanganya,Aira merasa berdosa memikirkannya

"Terimakasih,saya senang mendengar nya, Ustadzah boleh melanjutkan kegiatan kembali. Saya ada urusan dengan si kecil, Assalamualaikum" pamitnya kemudian pergi dari hadapan Aira

"walaikumsalam Gus"

Aditya memalingkan wajahnya ketika Zaidan berada di samping nya untuk memberikan minuman

"Mau atau tidak? Kalau tidak Abi minum semua" Aditya tak merespon dia tetap menulis

"Kamu tidak mau minuman dingin ini,segar Loh kalau di minum siang hari begini apalagi cuaca sedang terik" sebenarnya Aditya mau tapi dia sedang marah pada ayahnya karena menghukum nya di tengah tengah halaman yang panas

"Tidak!"

"Ya sudah kalau tidak mau" baru akan meminumnya,Aditya merampasnya lalu menegaknya sampai habis

Zaidan tersenyum mengusap kepala Aditya sayang "Apa Aditya marah dengan Abi?"

"Hemm"

" kenapa? Ini kan kesalahan mu,lebih baik di hukum di bawah panas nya matahari dari pada panasnya api neraka?"

Aditya langsung berhenti menulis dan menatap Zaidan kesal " Abi lihat wajahku sekarang? Lihat ini Abi,wajah yang tadi pagi masih mulus dan berseri sekarang sudah kusam,jangan salah kan aku jika anakmu nanti tidak laku"

"Aku rela menulis surah ini 500 kali asalkan di ruangan ber AC dan full cemilan sudah pasti akan selesai tepat waktu"

Setelah mengatakan itu,Aditya mengambil kaca untuk melihat kondisi wajahnya sekarang.

Jalang yang di khitbah anak kiyai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang