Siapa Zaidan?

7.2K 276 9
                                    

Ustadzah Aira menunggu di depan gerbang karena tahu Zaidan jam segini akan pergi bekerja. Walaupun dia agak kurang mengerti apa yang di kerjakan Zaidan sebenarnya. Yang dia tau pria itu selalu bekerja setiap pagi dan pulang sore.

Dirinya melihat pantulan wajah yang sudah dia rias sedari subuh hanya untuk bertemu dan memberikan bekal untuk Zaidan.

Dia melihat mobil Zaidan yang datang pun langsung melambaikan tangannya,Sopir berhenti karena melihat ustadzah Aira.

"Kenapa berhenti?"

Supir itu memberikan sinyal bahwa ada seorang wanita di samping kaca mobilnya. Kebetulan kaca Zaidan saat itu tidak di tutup jadi Aira bisa melihat dan mendengar Zaidan bicara.

"Gus saya...."

"Apakah hal seperti ini sangat penting sehingga kau berhenti Deri?" Supir pribadi zaidan

"Maaf saya lancang tuan" baru akan melajukan mobil,Aira menghentikannya lagi

"Tunggu Gus!"

Aira memegang mobil Zaidan erat seperti tidak ingin lepas

"Saya tadi masak lodeh kesukaan Gus,jadi....." Belum sempat melanjutkan Zaidan memotong

"Apakah baik bagi seorang wanita seperti anda mendekati pria yang sudah menikah? "

" Saya rasa anda paham betul masalah ini ustadzah"

Mobil pun melaju meninggalkan ustadzah Aira tepat setelah Zaidan mengucapkan kata terakhir nya.

Aira menggeram tas berisikan bekal untuk Zaidan,matanya memanas karena menahan sedih.

"Jangan sedih ustadzah,Dira bakal bantu sampai mas Zaidan bertekuk lutut!"

Tiba tiba saja Dira datang entah dari mana,mereka sekarang begitu dekat sudah seperti garam dan micin. Tidak lengkap jika satunya tak ada.

Mereka berdua melihat kepergian Zaidan dengan tersenyum misterius

"Ikhwan sama sanam belajar yang bener jangan kelai ya di sekolah,ikutin bang Ikhwan kemana pun jangan sendiri terus,ibu guru ada hubungi mbak kalau sanam gak mau main sama temennya suka sendiri"

Sanam hanya menunduk diam,cahaya yang tahu langsung memeluk adiknya

"Sanam gak boleh minder di sekolah,kita itu harus punya temen minimal satu di dalam hidup agar kita gak kesepian,karena sejatinya manusia itu membutuhkan satu sama lain"

cahaya menasihati adiknya dengan menepuk dan mengelus dada sanam agar anak itu mendengarkannya.

"Sanam malu berteman,soalnya seragam sama sepatu sanam sudah jelek,suka di ejek" suara kecilnya jadi membuat cahaya sedih

"Temen temen sanam punya sepeda tapi sanam gak punya jadi gak ikut main,mereka gak mau pinjemin"

Dia lupa akan adiknya seharusnya uang yang dulu dia dapat kan sewaktu menikah dia pakai untuk kebutuhan adiknya bukan untuk di kirimkan ke orang yang tidak pernah ada di sisinya

"Utututu sayangnya mbak gak usah sedih,mbak janji sore ini mbak beliin seragam sekolah dan sepatu yang baru buat sanam!"

Mata anak itu langsung berbinar senang " beneran mbak?!".

"Iya tapi sanam harus maafin temen yang udah jahatin sanam,kita gak boleh menyimpan kemarahan apalagi dendam ya sayang. Biar Allah yang balas tugas kita hanya memaafkan dan doain biar di lembutkan hati orang yang udah jahat dengan kita"

"Tapi mereka jahat,sanam mau maafin tapi sanam bakal doain biar mereka dapat karma!"

Cahaya langsung menutup mulut adiknya " syuttt,gak boleh gitu.kita harus doain yang baik baik. Doa yang jahat nanti langit gak terima doa kita dan balikin ke bumi,bumi nanti gak Nerima juga,lalu doanya kembali ke kita,sanam mau doa itu nanti terjadi ke sanam?"

Jalang yang di khitbah anak kiyai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang