Happy reading.
•
•
•
•Aura menggigit bibirnya gelisah. Berfikir keras tentang apa yang terjadi pada Starla belakangan ini. Tadi pagi, media layar kaca di penuhi tentang berita tewasnya seorang remaja yang menurut penuturan reporter telah berhasil menipu keluarga Madison dan membuat puteri satu-satunya kekuarga Madison kritis di rumah sakit. Berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh jejaring sosial media. Apa yang sebenarnya Aura lewatkan. Kenapa Starla bungkam padanya.
Siapa kiranya yang dapat Aura hubungin untuk mencari tau semuanya. Sementara Aura tidak memiliki satupun kontak milik keluarga Madison serta ponsel Starla yang sampai saat ini tidak dapat di hubungi.
"Lo jadi temen gak guna banget si Aura..." makinya pada diri sendiri.
—————
Gema berjalan tegang menuju ruang rawat milik Starla, di sampingnya terdapat Jefri yang juga berjalan dengan ekspresi cemas.
"Lo yakin kita di terima buat jenguk Starla?" tanya Jefri ragu.
"Belum nyoba belum tau." ucap Gema mengangkat bahunya.
Jefri merotasikan matanya.
"Gimana ya reaksi Starla liat gue." ucap Jefri risau.
"Paling langsung diusir. Males liat muka lo dia." sahut Gema.
"Yeuhh.." Jefri menyenggol tubuh Gema membuat lelaki berkaca mata itu sedikit oleng ke samping.
"Kalem aja." ucap Gema menenangkan.
Mereka menghentikan langkah kakinya melihat di depan ruangan Starla terdapat 3 orang bodyguard.
"Sorry bang. Gue temennya Starla, mau jenguk Starla. Tolong panggil orang tuanya." ucap Gema pada 3 bodyguard itu.
Mereka menatap Gema dan Jefri dari atas sampai bawah. Meneliti penampilan mereka.
"Maaf tidak bisa." ucap salah satu bodyguard.
"Yaelah panggilin keluarganya dulu napa. Main gak boleh gak boleh aje..." ucap Jefri protes.
"Ini pesan dari mereka." jawab bodyguard yang tadi melarang.
Terjadi perdebatan sengit antar dua pemuda dengan tiga bodyguard itu.
Pintu terbuka munculah Virga dengan muka bantalnya. Lelaki itu menggaruk rambutnya yang gatal.
"Kalian mau apa ke sini?" tanya Virga memajukan langkahnya tepat ke hadapan dua pemuda itu.
"Mau jenguk Starla." jawab Gema.
Virga menyerngit merasa tak mengenal Gema.
Virga menengok ke arah Jefri.
"Apa kabar Jef?" tanya Virga menyapa.
"Baik Ga."
Virga mengalihkan tatapannya lagi pada Gema.
"Ngomongnya di luar aja ya..." ajak Virga. "Starla juga belum sadar." lanjutnya.
Ketiga pemuda itu berjalan menuju kantin rumah sakit.