🌟PART 21🌟

7.4K 253 7
                                    

Tak perlu terang, hanya cukup ada dan tak kunjung padam

—————

Starla berlari di koridor sekolah. Gadis itu kesiangan hari ini, setelah masuk kelas Starla menghela nafas lega melihat belum ada guru memasuki kelas. Memang setelah ulangan siswa diwajibkan masuk tapi tidak ada KBM. Aura sepertinya juga telat. Apa gadis itu dihukum? Tadi Starla lihat setelah dirinya masuk pintu gerbang ditutup oleh satpam.

Starla berjalan ke mejanya melirik ke murid-murid yang menatapnya. Apa ada yang aneh dengannya hari ini.

Starla tertegun melihat ke mejanya yang di penuhi coret-coretan, ada yang menggunakan spidol, tipe x, bahkan pilox. Tertera tulisan 'Anak pungut' disana. Starla berjalan cepat menghampiri mejanya. Setelah sampai, mencoba mengusap coretan itu menggunakan tote bagnya namun tidak terhapus sama sekali. Gadis itu menatap murid-murid untuk mengamati ekspresi mereka, namun yang di dapati hanya ekspresi sinis dan iba. Mata Starla mulai mengembun.

Starla buru-buru berlari ke kamar mandi. Mengambil ember lalu mengisi dengan air setelah itu mencampur hand wash ke dalamnya. Setelahnya menyambar kanebo, lalu kembali berlari ke kelas. Starla menggosok-gosok tulisan itu kencang, beberapa kali mengusap air matanya kasar. Tetap mencoba menghapus tulisan itu meski yang terhapus hanya beberapa.

Aura memasuki kelas. Gadis itu mengernyit dahinya menatap ke arah satu objek yang sedang murid-murid lain lihat. Kalau tidak salah sempat melihat Mona and the geng mereka tersenyum sambil saling bertatapan penuh arti. Gadis bersurai blonde itu berlari menghampiri mejanya dan Starla.

Gadis itu terkejut melihat tulisan di meja itu. Aura naik pitam langsung menyambar ember yang Starla genggam kemudian menghampiri meja Mona, Aura menyiramkan air itu ke tubuh Mona dan teman-temannya. Seluruh siswa sekelas terpekik melihatnya.

"Orang kaya gini kalo di diemin makin ngelunjak." ucap Aura berang.

"Akh! Gila lo ya!" teriak Mona kencang. Gadis itu melihat ke tubuhnya yang sudah basah kuyup bercampur bau tak sedap.

"Huek.. Sialan lo cewe gila!" Teriak Mona murka. Aura menatap sinis mereka yang sibuk mencak-mencak.

"Jefri tolong panggilin pak Tarno." ucap Aura pada sang ketua kelas.

Jefri mengangguk walau masih terkejut lelaki itu berlari ke luar kelas,  tak berapa lama kembali lagi membawa bapak pembersih sekolah.

"Aih aih... ini kenapa neng-neng ko basah kuyup..." ucap pak Tarno terkejut. Pria tua itu berdecak menatap ketiga murid itu.

"Pak minta tolong di gantiin meja yang paling belakang. Itu yang ada coretannya." pinta Aura menunjuk menjanya.

"Iya neng... Tolong di bantu Njep. " ucap pak Tarno pada Jefri. Mereka membawa meja itu keluar, Lalu kembali lagi membawa meja baru.

"Ya udah bapak keluar dulu ya." pamit pak Tarno.

"Makasih Pak." ucap Starla.

"Makasih pak Tarno." ucap Aura.

"Iya neng."

Mona and the geng keluar kelas sambil menggerutu. Aura kembali menghampiri Starla. Gadis mungil itu terisak membuat Aura iba. Apa maksud dari tulisan di meja itu?  Anak pungut? Ternyata ada rahasia Starla yang tak Aura ketahui namun Aura tidak mau memaksa Starla bercerita, biar saja jika dia sudah mau menceritakannya sendiri nanti.

STARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang