🌟PART 18🌟

7K 250 1
                                    

Mengerikan sekali menjadi dewasa. Apa cara semesta mendewasakan memang selalu begini?

—————

Perpustakaan sekolah adalah tempat paling jarang di datangi murid-murd sekolahan. Cenderung murid gemar di kanting untuk bercakap sambil mengemil atau sekedar sarapan. Sementara di perpustakaan mereka dilarang mengobrol dan sebangainya yang menyebabkan suara bising. Sebaliknya dengan Starla, gadis itu suka perpustakaan, tempat mengolah informasi dengan membaca buku apa saja yang pastinya ada di perpustakaan. Tempat yang tenang untuk menenangkan diri, bagi dirinya yang introvert ini.

Starla menggenggam buku di tangannya, matanya fokus menatap satu objek yaitu tulusan-tulisan dalam buku itu. Seperti tidak ada bosannya gadis itu membaca. Saat ini Starla sedang di perpustakaan seorang diri.

Tiba-tiba saja seseorang datang menempati bangku di depan Starla. Orang itu Virga. Virga menatap Starla serius.

"Star. Kenapa mau kasih kamar Star buat dia." ucap Virga pelan berusahan tidak membuat kebisingan meskipun sebenarnya ingin sekali mengomel.

Starla menaruh buku yang sedang di bacanya ke atas meja. Kemudian menatap Virga sepenuhnya.

"Gapapa Ga Starla ga mas~"

Belum selesai Starla berbicara Virga sudah lebih dulu memotong.

"Star. itu kamar kamu, Jangan biarin dia ambil semua milik kamu." ucap Virga menegaskan.

Starla menggeleng, " Memang disitu, dirumah itu gak ada yang jadi milik Starla Ga." bantah Starla.

Virga tertawa kering, "Wah baru berapa bulan dia di rumah kita udah bisa buat kamu kaya gini. Pesimis itu bukan sifat kamu Star." Virga sangat mengenal Starla. Kembaran nya itu senang mengejar apapun, sebelum dinyatakan kalah Starla tidak akan pesimis.

Starla meremas tangannya di bawah meja.

"Ga. Starla gapapa, kamar Mina nanti mau di renov sesuai keinginan Star jadi udah ya gak usah di perpanjang." ucap Starla memohon.

Virga pindah ke bangku di samping Starla, pemuda itu menangkup kedua pipi Starla.

"Apapun yang terjadi kamu harus yakin kalo Virga akan selalu ada di sisi kamu ya Star." ucap Virga menatap Starla dalam. Starla mengangguk, Starla percaya itu Virga adalah pelindung Starla. Sejak awal Starla juga yakin Virga tidak akan setuju soal menukar kamar itu dan benar saja sekarang terjadi.

Virga menatap mata Starla lama, berusaha meyelami mata itu.

"Starla bener-bener gapapa Ga." ucap Starla berusaha meyakinkan Virga.

"Virga ke luar dulu ya Star." pamit lelaki itu. Kemudian mengecup dahi Starla.

Akhirnya berhasil juga meyakinkan Virga. Cukup susah meyakinkan lalaki itu kala dirinya berbohong, mengingat Virga paling mengerti mengenai perasaan nya, mau berbohongpun rasanya percuma.

——-——

Starla berjalan ke arah kamar Mina yang sekarang akan menjadi kamarnya. Barang-barangnya sudah di pindahkan sejak dirinya pergi ke jembatan sore itu. Ya gerecep sekali mereka.

Starla mengerutkan dahinya mendengar suara bising dari arah kamar lamanya. Memang kamar Mina itu melewati kamarnya yang lama. Kemudian seseorang membuka pintu kamar itu dari dalam.

"Elsa?"

"Oh hai Starla." ucapnya melambaikan tangan. "Lo tinggal disini juga ya, Lo siapanya keluarga ini sih? Sepupunya Mina atau saudara kandung?" tanya gadis itu. Starla belum juga membuka suara.

STARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang