🌟PART 24🌟

7.2K 274 8
                                    

Berada di situasi mengasihani diri sendiri adalah part paling menyedihkan

—————

Starla berjalan pelan ke arah ruang rawat Carina, di genggamannya terdapat bungkusan berisi beberapa makanan dan cemilan untuk para keluarga yang senantiasa sabar menunggu kesadaran Carina.

"Kenapa sepi?" tanyanya lirih.

Gadis itu berjalan memasuki ruang rawat Carina menemukan para anggota keluarganya berkumpul. Alat bantu hidup milik Carina telah di lepas sementara semua anggota keluarganya  menangis.

Gadis itu membatu. Bawaan yang sejak tadi ia genggam, dia lepas hingga jatuh tergeletak begitu saja di lantai. Mata gadis itu berkaca-kaca melihat mesin elektrokardiogram menunjukan sebuah garis lurus menandakan tidak ada lagi detak jantung milik pasien.

"OMAH!" Teriak Starla menangis. Gadis itu berlari mendekati tubuh Carina kemudian memeluknya.

"Omah bangun. Jangan ditutup matanya omah. Omah cuma lagi tidur kan? Bangun omah Starla mohon. Omelin Starla omah jangan gini. " Starla terus memeluk tubuh yang telah dingin dan kaku itu.

Gadis itu mendongak untuk menatap wajah milik Carina. Wajah itu telah pucat, kulitnya berwarna kuning langsat menandakan darah tidak mengalir lagi di tubuhnya.

Starla menggeleng memeluk tubuh Carina lagi. Semua salahnya. Andai Starla lebih cepat lagi, andai Starla yang menjaga Carina, andai Starla waktu itu dapat menyelamatkan Carina. semua ini tak akan terjadi.

"Omah hiks... maafin Starla omah."

Seseorang menarik tubuhnya. Ternyata Luna pelakunya. Wanita itu memegang bahu Starla lalu menatap Starla tajam. Wajahnya memerah banjir air mata.

"Semua salah kamu. Ini kan yang kamu mau!" teriak Luna di depan wajahnya. Wanita itu mengoyang-goyangkan tubuh Starla.

"PEMBUNUH KAMU!" jerit Luna.

Starla hanya mampu menggeleng, air matanya terus mengalir.

Starla menatap Aster. Lelaki itu menangis frustasi. Belahan jiwanya telah tiada. Stala merasa sangat menyesal pada kakeknya itu.

Benar. Semua salah Starla. Starla berlutut, tubuhnya ia tundukan.

"Untuk keluarga Madison hiks. Starla mohon maaf yang sebesar-besarnya. " ucap gadis itu bersujud memohon maaf. Starla di didik untuk selalu meminta maaf jika berbuat salah.

"Biarkan dia seperti itu Virga!" Teriak Luna pada anak bungsunya.

Starla saat ini terlihat seperti manusia hina. Dihakimi, dicaci maki, dan kasari.

————

Starla di dorong hingga jatuh terduduk lalu pintu dikunci dari luar. Starla berlari memukul-mukul pintu kamarnya. Gadis itu dikunci dikamarnya sendiri.

"Bang. Buka pintunya bang!" teriak Starla pada Mars.

"Abang Starla mau ikut pemakaman omah!"

Tubuh Starla luruh ke lantai. Gadis itu memukul-mukul kepalanya kencang. Suara-suara memasuki kepalanya berisi cacian dan makian. Starla terus memukuli kepalanya berharap suara itu hilang, namun malah semakin berisik.

STARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang