Ini menyakitkan tapi aku baik-baik saja. Aku sudah terbiasa dengan itu. ~Anonim
—————
Starla berjalan riang ke arah kamarnya, gadis itu baru selesai membaca buku di perpustakaan daerah. Minggu yang cerah membuat suasana hati nya menjadi senang.
Starla menghentikan langkah kakinya. gadis itu mengerutkan dahinya saat dilihat ada ribut-ribut di depan kamarnya.
Gadis itu melanjutkan langkah kakinya menghampiri keributan itu.
"Ada apa ya ini?" tanyanya.
"Mina mau kamu tukeran kamar dengannya." ucap Carina to the point.
"Tukeran?" tanya Starla memastikan.
"Mina suka dengan kamarmu. Biarkan dia tinggal di kamar kamu. Jika kamu mau, nanti kamar Mina yang lama akan direnovasi ulang." ucap Carina dengan tangan melipat di depan dada.
"Gak mau." Starla dengan tegas menolak.
Carina menatap tajam gadis itu. "Kamu selalu mendapatkan apa yang kemu mau, sekarang gantian Mina, selama ini dia tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua kandungnya." ucap Carina menekan kata kandung.
"Boleh ya Star. Mina suka kamar Star, lucu... Mina mau. " ucap gadis itu memohon.
Starla menggeleng, sampai kapanpun itu adalah kamarnya. Dari Starla bayi hingga sebesar ini kamar itu memang tercipta untuknya, tempatnya melepas penat dan semua historinya dikamar itu.
Luna maju menggenggam tangan Starla. "Sayang. Biarin Mina di kamar kamu ya." ucap Luna memohon.
"Nanti mommy hias kamar Star, lebih bagus." lanjut wanita itu. Starla menggeleng melepas genggaman Luna pada lengannya.
"Star masuk dulu." ucap Starla berlalu meninggalkan mereka memasuki kamarnya, kemudian gadis itu menguncinya.
Starla duduk di kasurnya. Gadis itu termenung, lengannya meremas seprai kasur, beberapa saat kemudian air mata menetes jatuh mengenai pipinya.
————-
Starla membuka matanya saat mendengar ketukan pintu. Gadis mungil itu berjalan membuka pintu, masuklah Carina berjalan melewati Starla, dagunya dia naikkan beserta tatapan sinis ke arah Starla yang masih berdiri di dekat pintu.
"Berikan kamar ini untuk Mina!" ucapnya tanpa basa-basi. Wanita itu itu berjalan ke arah jendela kamar, membelakangi Starla.
"Ini kamar Star omah." ucap Starla dengan suara bergetar.
"Sadar posisimu di rumah ini, masih untung anakku masih mau nampung kamu disini." ucap Carina tanpa belas kasih.
"Memangnya menurut omah Starla gak pantes tinggal disini?" tanya Starla. Gadis itu menggit bibirnya.
"Menurutmu? untuk apa lagi kamu tinggal disini. Kamu bukan keluarga ini." ucap Carina menusuk.
"kenapa omah benci Star?" untuk ke sekian kalinya Starla menanyakan hal itu. Walaupun jawabannya selalu sama.
"Anak lemah seperti kamu gak pantas berada disini. Sejak dulu kamu membawa dampak buruk bagi keluarga ini." ucap Carina. Wanita itu membalikan tubuhnya menatap Starla sepenuhnya.
"Omah bahagia gak kalo Star pergi dari rumah ini?" tanya Starla. Hatinya sakit menanyakan hal ini.
"Tentu saja. Itu yang saya harapkan dari dulu." ucap Carina dengan wajah angkuh.
"Apa gak ada sedikit belas kasih omah buat Starla. Aku sayang omah, dari dulu maupun sekarang." ucap Starla jujur.
"Apa gunanya itu buat saya." ucap Carina kembali membalikkan tubuhnya. Kembali membelakangi Starla. Starla mulai terisak.