🌟PART 33 🌟

7.7K 354 10
                                    

Starla duduk dengan tenang. Menunggu Manager yang sedang menelepon Luna meminta persetujuan. Starla sudah melakukan interview dan psikotes tadi.

Tak berapa lama kemudian Manager berumur 35 tahun itu kembali lagi, lalu membereskan berkas milik Starla tanpa berbicara apapun.

Dia mengalihkan tatapannya pada Starla. "Nona di terima kerja disini. Bu Luna menyetujui." ucapnya pada Starla.

Starla mengembangkan senyumnya. Gadis itu bangkit dari duduknya.

"Terima kasih pak." ucap Starla sambil menjabat tangan Andri. Sang Manager.

"Sama-sama nona."

"Pak. Mumpung saya masih libur sekolah. Saya bersedia bekerja Full time, sampai nanti masa liburan berakhir.

"Baik. untuk sistem libur, nanti bergantian ya dengan yang lain, mungkin bisa di hari biasa."

"Baik pak."

"Di depan pintu sudah ada salah satu waitress senior yang nantinya akan membantu mentraining anda. Untuk masa training akan dilakukan selama seminggu." ucap Andri.

"Baik pak. Terima kasih. Saya permisi dulu." ucap Starla pamitan.

—————

Di sisi lain Luna mematikan telepon itu. Dia tidak sadar di belakangnya ada Virga yang sedang menyimak obrolannya pada si penelepon.

"Kenapa anak itu kekurangan uang?" tanya Luna pada diri sendiri.

"Mom." panggil Virga membuat Luna terlonjak.

"Kenapa sayang." ucap Luna menghampiri Virga.

"Kenapa mommy bolehin Star kerja disitu?" tanya Virga tajam.

"Biarin. Mungkin dia kekurangan uang. Kalau nanti kerjanya bagus Mommy pertahankan kalo ngga ya mommy pecat. Coba kita lihat nanti bisa gak dia kerja." ucap Luna meremehkan.

"Starla gak boleh cape mom." ucap Virga mengingatkan.

"Dia itu sudah gak tinggal disini. Di luar sana dunia keras Virga. Biar dia berkembang seperti kepompong lalu jadi kupu-kupu yang terbang bebas." ucap Luna membalikan tubuhnya, membuat posisinya saat ini membelakangi Virga.

Virga menggeleng tak menyangka sikap Luna seperti ini sekarang.

"Mommy kenapa sekarang jadi gini sih mom. Semua pasti gara-gara cewe gak tau diri itu kan." ucap Virga benci.


"Virga!" bentak Luna.

"Kenapa kamu selalu belain dia. Dia anak yang gak tau diri." ucap Luna merasa tidak sudi menyebut nama Starla lagi.

"Karena dia kembaran Virga." ucap Virga.

Luna ke dapur membawa pisau di gengamannya. Wanita itu menaruh pisau itu di pergelangan tangannya.

"Sekarang kamu pilih mommy mati atau pilih dia." ucap Luna mengancam.

"Mom."

Virga mendekat ke Luna. "Jangan mendekat." ucap Luna dramatis.

"Mom kalian bukan pilihan. Virga gak bisa memilih salah satunya, kalian sama-sama berarti dalam hidup Virga. " ucap Virga mulai menangis.

"Kalau kamu pilih dia mommy mati. Kalau kamu pilih mommy berhenti peduli sama dia." ucap Luna memberi pilihan.

STARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang